Aturan Rantai, Fungsi Implisit, Bidang Singgung (KPB)

Ingat kembali aturan rantai pada fungsi satu variabel. Misal y = f(x(t)), dengan f dan x keduanya dapat diturunkan, kita dapat menentukan turunan y terhadap t dengan:
Lalu bagaimana untuk fungsi lebih dari satu variabel? Apakah analog umum dari aturan rantai satu variabel berlaku? Ya, dan berikut adalah pernyataan yang sangat elegan tentang hal itu. Misalkan R menyatakan bilangan real dan Rⁿ menyatakan ruang Euclidean n-dimensi, misalkan g adalah fungsi dari R ke Rⁿ, dan misalkan f adalah fungsi dari Rⁿ ke R. Jika g dapat diturunkan pada t dan jika f dapat diturunkan pada g(t), maka fungsi komposit f ∘ g dapat diturunkan pada t dan
(f ∘ g)'(t) = ∇f(g(t)) · g'(t)

1. Aturan Rantai Versi I

Misal x = x(t) dan y = y(t) terdiferensialkan di t, dan misal z = f(x, y) terdiferensialkan di (x(t), y(t)), maka z = f(x(t), y(t)) terdiferensialkan di t dengan:
atau misalkan p = (x, y) kita dapat menyatakannya:
Contoh 1: Kasus untuk dua variabel
Ketika sebuah tabung lingkaran tegak dipanaskan, jari-jarinya (𝑟) dan tingginya (ℎ) bertambah, sehingga otomatis permukaannya (𝑆) juga bertambah luas. Misalkan pada saat 𝑟 = 10 𝑐𝑚 dan ℎ = 100 𝑐𝑚, 𝑟 bertambah pada laju 0,2 𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚 dan ℎ bertambah pada laju 0,5 𝑐𝑚/𝑗𝑎𝑚. Berapakah laju pertamabahan luas 𝑆 pada saat tersebut?
Rumus total seluruh permukaan sebuah tabung adalah 𝑆 = 2𝜋𝑟ℎ + 2𝜋𝑟²
Sehingga laju pertambahan 𝑆 diperoleh sebagai berikut:
= 2𝜋ℎ + 4𝜋𝑟 (0,2) + 2𝜋ℎ (0,5)
Laju pertambahan 𝑆 pada saat 𝑟 = 10 𝑐𝑚 dan ℎ = 100 𝑐𝑚 adalah
2𝜋.100 + 4𝜋.10.(0,2) + 2𝜋.10.(0,5) = 58𝜋 𝑐𝑚²/jam.
Jadi, laju pertamabahan luas 𝑆 pada saat tersebut adalah 58𝜋 𝑐𝑚²/jam.
Contoh 2: Kasus untuk tiga variabel
Misal w = x²y + y + xz, dimana x = cos(θ), y = sin(θ), z = θ², tentukan dw/dθ.
dw/dθ = (2xy + z)(−sin(θ)) + (x² + 1)cos(θ) + x.2θ
= −2cos(θ)sin²(θ) − θ².sin(θ) + cos³(θ) + cos(θ) + 2θ.cos(θ)

2. Aturan Rantai Versi II
Misal x = x(s, t) dan y = y(s, t) terdiferensialkan di (s, t) dan misal z = f(x, y) terdiferensialkan di (x(s, t), y(s, t)), maka z = f(x(s, t), y(s, t)) terdiferensialkan parsial di (s, t) dengan
Contoh:
Misal z = 3x² − y², dimana x = 2s + 7t dan y = 5st, tentukan 𝜕z/𝜕t dalam s dan t!
Gunakan aturan rantai versi II
𝜕z/𝜕t = 6x.7 + (−2y).5s = 42(2s + 7t) −10st.5s = 84s + 294t − 50s²t

3. Fungsi Implisit
Anggaplah persamaan F(x, y) = 0 secara implisit mendefinisikan y sebagai fungsi dari x, misalnya y = g(x), tetapi fungsi g sulit atau bahkan tidak mungkin untuk ditentukan secara eksplisit. Kita tetap dapat mencari turunan dy/dx. Salah satu metode untuk melakukannya, yaitu diferensiasi implisit. Berikut ini adalah metode lain untuk menentukannya.
Mari kita diferensialkan kedua sisi persamaan F(x, y) = 0 terhadap x dengan menggunakan aturan rantai. Kita akan mendapatkan:
Dengan menyelesaikan persamaan di atas untuk dy/dx, kita memperoleh rumus:
Jika z merupakan fungsi implisit dari x dan y yang didefinisikan oleh persamaan F(x, y, z) = 0, maka dengan mendiferensialkan kedua sisi persamaan terhadap x sambil menganggap y sebagai konstanta, kita akan mendapatkan:
Jika kita menyelesaikan persamaan di atas untuk dz/dx dan mengingat bahwa dy/dx = 0 (karena y dianggap konstanta), kita akan mendapatkan rumus pertama berikut ini. Dengan cara yang serupa, jika kita menganggap x sebagai konstanta dan mendiferensialkan terhadap y, kita akan mendapatkan rumus kedua.
Contoh:
Misal F(x, y, z) = x³ey+z − y.sin(x − z) = 0 mendefinisikan secara implisit z sebagai fungsi dari x dan y, tentukan turunan parsial z terhadap x.

4. Bidang Singgung
Ingat kembali persamaan bidang singgung permukaan z = f(x, y) di titik (x0, y0, f(x0, y0)) adalah
z = f(x0, y0) + ∇f(x0, y0) · 〈x − x0, y − y0
Telah diperkenalkan konsep bidang singgung suatu permukaan, namun hanya untuk permukaan yang ditentukan oleh persamaan bentuk z = f(x, y). Sekarang, kita ingin mempertimbangkan situasi yang lebih umum, yaitu permukaan yang ditentukan oleh F(x, y, z) = k. (Perhatikan bahwa z = f(x, y) dapat ditulis sebagai F(x, y, z) = f(x, y) − z = 0). Pertimbangkan sebuah kurva pada permukaan ini yang melalui titik (x0, y0, z0). Jika x = x(t), y = y(t), dan z = z(t) adalah persamaan parametrik untuk kurva ini, maka untuk setiap t,
F(x(t), y(t), z(t)) = k
Dengan menggunakan aturan rantai, kita dapatkan:
Kita dapat mengekspresikan ini dalam bentuk gradien dari F dan turunan dari vektor posisi kurva r(t) = x(t)i + y(t)j + z(t)k sebagai:
Sebagaimana telah dibahas bahwa dr/dt adalah garis singgung kurva. Oleh karena itu, gradien ∇𝐹 di (x0, y0, z0) tegak lurus dengan garis singgung kurva di titik ini.
Ketegaklurusan ini berlaku untuk setiap kurva yang melalui (x0, y0, z0) di permukaan F(x, y, z) = k. 

Garis singgung dari kurva-kurva pada permukaan yang berpotongan suatu titik akan membentuk bidang singgung di titik tersebut. Gradien di titik (x0, y0, z0) tegak lurus bidang singgung yang melalui titik tersebut.
Misalkan F(x, y, z) = k mendefinisikan sebuah permukaan, dan misalkan F terdiferensialkan pada titik P(x0, y0, z0) dari permukaan ini, dengan ∇F(x0, y0, z0) ≠ 0. Maka, bidang yang melalui titik P dan tegak lurus terhadap ∇F(x0, y0, z0) disebut bidang singgung permukaan F(x, y, z) = k di titik P.

5. Rumus Bidang Singgung
Untuk permukaan F(x, y, z) = k, persamaan bidang singgung di titik P(x0, y0, z0) adalah:
∇F(x0, y0, z0) · 〈x − x0, y − y0, z − z0〉 = 0
atau dengan kata lain,
Fx(x0, y0, z0)(x − x0) + Fy(x0, y0, z0)(y − y0) + Fz(x0, y0, z0)(z − z0) = 0
Secara khusus, untuk permukaan z = f(x, y), persamaan bidang singgung pada titik (x0, y0, f(x0, y0)) adalah:
z − z0 = fx(x0, y0)(x − x0) + fy(x0, y0)(y − y0)
Contoh:
Tentukan persamaan bidang singgung dan garis normal permukaan x² + y² + 2z² = 23 di titik (1, 2, 3).
Misal F(x, y, z) = x² + y² + 2z² − 23, gradien ∇F(x, y, z) adalah 2xi + 2yj + 4zk, sehingga
∇F(1, 2, 3) = 2i + 4j + 12k.
Persamaan bidang singgung di (1, 2, 3) adalah 2(x − 1) + 4(y − 2) + 12(z − 3) = 0
Bisa juga dituliskan x + 2y + 6z − 23 = 0
Sedangkan persamaan garis normal di (1, 2, 3) adalah

Komentar

Postingan Populer