Aturan Sinus dan Aturan Kosinus
1. Aturan Sinus
Perhatikan gambar berikut:
Perhatikan segitiga ABD, siku-siku di D
AD = AB.sin(B) = c.sin(B) ...(i)
Perhatikan segitiga ACD, siku-siku di D
AD = AC.sin(C) = b.sin(C) ...(ii)
Dari (i) dan (ii) diperoleh:
AD = AD
c.sin(B) = b.sin(C)
c/sin(C) = b/sin(B) ...(iii)
Selanjutnya perhatikan:
Misal titik E terletak pada sisi AC sehingga BE merupakan garis tinggi.
Perhatikan segitiga ABE, siku-siku di E
AE = AB.sin(A) = c.sin(A) ...(iv)
Perhatikan segitiga ACE, siku-siku di E
AE = BC.sin(C) = a.sin(C) ...(v)
Dari (iv) dan (v) diperoleh:
AE = AE
c.sin(A) = a.sin(C)
c/sin(C) = a/sin(A) ...(vi)
Dari (iii) dan (vi) diperoleh:
a/sin(A) = b/sin(B) = c/sin(C)
2. Aturan Kosinus
Perhatikan gambar berikut:
Menurut dalil proyeksi, berlaku:c² = a² + b² – 2bp
sedangkan p = a.cos(C), sehingga:
c² = a² + b² – 2.a.b.cos(C)
secara analog, berlaku untuk ketiga sisi:
c² = a² + b² – 2.a.b.cos(C)
b² = a² + c² – 2.a.c.cos(B)
a² = b² + c² – 2.b.c.cos(A)
Untuk mencari nilai kosinus, berikut ini rumusnya:
Catatan:
Ingat kembali sudut berelasi, bahwa sin(180° – α) = sin(α). Hal ini berakibat jika diketahui nilai sinus, akan terdapat dua besar sudut yang memenuhinya, satu sudut lancip dan satu sudut tumpul.
Sedangkan cos(180° – α) = –cos(α). Sehingga kita bisa memastikan besar sudutnya jika diketahui nilai kosinus. Untuk kosinus positif, sudut di kuadran I, dan untuk kosinus negatif, sudut di kuadran II.
Mempertimbangkan ini, lebih aman menggunakan aturan kosinus untuk mencari besar sudut.
Berikut video berhati-hati menggunakan aturan sinus:
3. Aturan Tangen
A. Rumus Napler
Ingat kembali aturan sinus:
a = 2R.sin(A), b = 2R.sin(B), c = 2R.sin(C)
A + B + C = 180°
C = 180° – (A + B)
tan(C) = tan[180° – (A + B)]
= –tan(A + B)
tan(A).tan(B).tan(C) – tan(C) = tan(A) + tan(B)
∴ tan(A).tan(B).tan(C) = tan(A) + tan(B) + tan(C)
4. Aturan Kotangen
A. Aturan Kotangen
Perhatikan gambar berikut:
cot(½B) = (s – b)/r,
cot(½C) = (s – c)/r
sehingga:
½A + ½B + ½C = 90°
½C = 90° – (½A + ½B)
tan(½C) = tan[90° – (½A + ½B)]
tan(½C) = cot(½A + ½B)
tan(½C) = [cot(½A).cot(½B) – 1]/[cot(½A) + cot(½B)]
cot(½A) + cot(½B) = [cot(½A).cot(½B) – 1].cot(½C)
cot(½A) + cot(½B) = cot(½A).cot(½B).cot(½C) – cot(½C)
∴ cot(½A) + cot(½B) + cot(½C) = cot(½A).cot(½B).cot(½C)
C. Perbandingan Panjang Sisi dan Tinggi
Perhatikan gambar berikut:
Diberikan segitiga ABC dan titik F pada sisi AB sehingga CF merupakan garis tinggi.
cot(A) = |AF|/|CF|, cot(B) = |BF|/|CF|
cot(A) + cot(B) = (|AF| + |BF|)/|CF| = |AB|/|CF|
cot(A) + cot(B) = c/|CF|
Jumlah kotangen dua sudut pada segitiga sama dengan perbandingan panjang sisi segitiga terhadap tingginya.
D. Jumlah Hasil Kali Sepasang
cot(A).cot(B) + cot(A).cot(C) + cot(B).cot(C)
= cot(A).cot(B) + cot(C).[cot(A) + cot(B)]
= cot(A).cot(B) + cot[180° – (A + B)].[cot(A) + cot(B)]
= cot(A).cot(B) – cot(A + B).[cot(A) + cot(B)]
= cot(A).cot(B) – [cot(A).cot(B) – 1]/[cot(A) + cot(B)] × [cot(A) + cot(B)]
= cot(A).cot(B) – [cot(A).cot(B) – 1]
= 1
Jadi, cot(A).cot(B) + cot(A).cot(C) + cot(B).cot(C) = 1
5. Rumus De Lambre - Mollweide
A. Rumus Mollweide 1
1. Diberikan segitiga ABC dengan besar ∠A = 30°, ∠C = 105° dan panjang BC = 10 cm. Maka panjang AB dan AC adalah …
∠B = 180° – (∠A + ∠C) = 180° – (30° + 105°) = 45°
menurut aturan sinus, berlaku:
Panjang AC
2. Perhatikan gambar berikut:
3. Dari pelabuhan P, kapal A berlayar ke arah 45° dengan kecepatan 30 km/jam, sedangkan kapal B berlayar ke arah 345° dengan kecepatan 35 km/jam. Berapakah jarak kapal A dan kapal B setelah 2 jam?
Diketahui kapal A berlayar ke arah 45° dan kapal B berlayar ke arah 345°, sudut antara keduanya adalah 345° – 45° = 300°, principalnya 60°.
Kapal A berlayar dengan kecepatan 30 km/jam, sehingga setelah 2 jam, jarak tempuhnya adalah 60km.
Kapal B berlayar dengan kecepatan 35 km/jam, sehingga setelah 2 jam, jarak tempuhnya adalah 70km.
Kuadrat jarak antara keduanya adalah:
60² + 70² – 2.60.70.cos(60°) = 3600 + 4900 – 8400.½ = 4300
Jarak antara keduanya adalah sqrt(4300) ≈ 65,574 km.
Komentar
Posting Komentar