Sifat Urutan Bilangan Real

1. Aksioma Dasar tentang Sifat Urutan Bilangan Real
Terdapat suatu himpunan ℝ⁺ (himpunan bilangan real positif) yang merupakan subset dari ℝ (himpunan bilangan real). Berikut sifat-sifat dasarnya:
A. Ketertutupan operasi penjumlahan
Jika a, b ∈ ℝ⁺ maka a + b ∈ ℝ⁺
B. Ketertutupan operasi perkalian
Jika a, b ∈ ℝ⁺ maka a ⋅ b ∈ ℝ⁺
C. Hukum trikotomi
Jika a ∈ ℝ, maka dipenuhi tepat satu dari
a ∈ ℝ⁺;    a = 0;    −a ∈ ℝ⁺

2. Definisi untuk Simbol Urutan
A. Bilangan Real Positif
Jika a ∈ ℝ⁺, maka dikatakan a merupakan bilangan real positif, dituliskan a > 0
B. Bilangan Real Non-Negatif
Jika a ∈ ℝ⁺ atau a = 0, maka dikatakan a merupakan bilangan real non-negatif, dituliskan a ≥ 0
C. Bilangan Real Negatif
Jika −a ∈ ℝ⁺, maka dikatakan a merupakan bilangan real negatif, dituliskan a < 0
D. Bilangan Real Non-Positif
Jika −a ∈ ℝ⁺ atau −a = 0, maka dikatakan a merupakan bilangan real non-positif, dituliskan a ≤ 0
E. Relasi Urutan Tegas
Misal a, b ∈ ℝ. Jika a − b ∈ ℝ⁺, maka dituliskan a > b, dituliskan juga b < a.
F. Relasi Urutan Tidak Tegas
Misal a, b ∈ ℝ. Jika a − b ∈ ℝ⁺ atau a − b = 0, maka dituliskan a ≥ b, dituliskan juga b ≤ a.

3. Teorema Sifat Relasi Urutan
Misalkan a, b, c ∈ ℝ. Berlaku sifat-sifat berikut:
A. Sifat Transitif
Jika a > b dan b > c, maka a > c.
Bukti:
a > b berarti a − b ∈ ℝ⁺
b > c berarti b − c ∈ ℝ⁺
Ingat kembali bahwa operasi penjumlahan di ℝ⁺ bersifat tertutup, sehingga:
a − b + b − c ∈ ℝ⁺
a + 0 − c ∈ ℝ⁺
a − c ∈ ℝ⁺
Dengan kata lain, a > c ∎
B. Hukum Trikotomi
Dipenuhi tepat satu dari a > b, a = b, atau a < b.
Bukti:
a, b ∈ ℝ, sehingga a − b ∈ ℝ, berlaku hukum trikotomi:
a − b ∈ ℝ⁺ ⊻ a − b = 0 ⊻ −(a − b) ∈ ℝ⁺
a > b ⊻ a = b ⊻ a < b ∎
C. Konjungsi dari Urutan Tidak Tegas
a ≥ b ∧ a ≤ b ekivalen dengan a = b
Bukti:
a ≥ b ∧ a ≤ b
≡ (a > b ∨ a = b) ∧ (a < b ∨ a = b), gunakan sifat distributif aljabar logika
≡ (a > b ∧ a < b) ∨ (a > b ∧ a = b) ∨ (a = b ∧ a < b) ∨ (a = b ∧ a = b)
≡ F ∨ F ∨ F ∨ a = b
≡ a = b ∎

4. Kepositifan
A. Kepositifan kuadrat dari bilangan real taknol
Jika a ∈ ℝ dan a ≠ 0, maka a² > 0
Bukti:
a ∈ ℝ dan a ≠ 0, berarti a > 0 ∨ a < 0
(i) Untuk a > 0
a² = a⋅a, ingat kembali bahwa operasi perkalian di ℝ⁺ bersifat tertutup.
a² = a⋅a > 0
(ii) Untuk a < 0
a < 0, berarti −a > 0
(−a)² = (−a)⋅(−a), ingat kembali bahwa operasi perkalian di ℝ⁺ bersifat tertutup.
(−a)⋅(−a) > 0
(−a)⋅(−a) = (−1)⋅a⋅(−1)⋅a = (−1)⋅(−1)⋅a⋅a = 1⋅a² = a² > 0
Jadi, baik a > 0 maupun a < 0 dipenuhi a² > 0 ∎
B. Kepositifan identitas perkalian
1 > 0
Bukti:
1 merupakan identitas perkalian, sehingga
1⋅1 = 1² = 1, dan 1 ≠ 0, sehingga
1² = 1 > 0 ∎
C. Kepositifan bilangan asli
Untuk setiap n, jika n ∈ ℕ, maka n > 0
Bukti:
• Langkah Basis
Tunjukkan bahwa n > 0 benar untuk n = 1
1 > 0, jelas benar
• Langkah Induksi
Asumsikan bahwa n > 0 benar untuk n = k
k > 0
Akan ditunjukkan bahwa n > 0 benar untuk n = k + 1
telah diasumsikan k > 0, dan karena operasi penjumlahan di ℝ⁺ bersifat tertutup
k + 1 > 0, juga benar
• Langkah Konklusi
Karena telah ditunjukkan bahwa n > 0 benar untuk n = 1, dan telah diasumsikan bahwa n > 0 benar untuk n = k, sehingga dapat ditunjukkan bahwa n > 0 benar untuk n = k + 1. Oleh karena itu, n > 0 benar untuk setiap n bilangan asli.∎

5. Pengaruh Operasi di Masing-Masing Ruas terhadap Urutan
Misalkan a, b, c, d ∈ ℝ, berlaku sifat-sifat berikut:
A. Penambahan sama di masing-masing ruas tidak mengubah tanda urutan
Jika a > b, maka a + c > b + c
Bukti:
a > b berarti a − b ∈ ℝ⁺
a + c − c − b ∈ ℝ⁺
a + c + (−1)⋅(c + b) ∈ ℝ⁺
(a + c) − (b + c) ∈ ℝ⁺
a + c > b + c ∎
B. Penambahan berbeda di masing-masing ruas
Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d
Bukti:
a > b berarti a − b ∈ ℝ⁺
c > d berarti c − d ∈ ℝ⁺
ingat kembali bahwa operasi penjumlahan bersifat tertutup di ℝ⁺, sehingga
a − b + c − d ∈ ℝ⁺
(a + c) + (−1)⋅(b + d) ∈ ℝ⁺
(a + c) − (b + d) ∈ ℝ⁺
a + c > b + d ∎
C. Pengalian dengan bilangan positif di masing-masing ruas tidak mengubah tanda urutan
Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc
Bukti:
a > b berarti a − b ∈ ℝ⁺
c > 0 berarti c ∈ ℝ⁺
ingat kembali bahwa operasi perkalian bersifat tertutup di ℝ⁺, sehingga
(a − b)⋅c ∈ ℝ⁺
ac − bc ∈ ℝ⁺
ac > bc ∎
D. Pengalian dengan bilangan negatif di masing-masing ruas membalik tanda urutan
Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc
Bukti:
a > b berarti a − b ∈ ℝ⁺
c < 0 berarti −c ∈ ℝ⁺
ingat kembali bahwa operasi perkalian bersifat tertutup di ℝ⁺, sehingga
(a − b)⋅(−c) ∈ ℝ⁺
−ac + bc ∈ ℝ⁺
bc − ac ∈ ℝ⁺
ac < bc ∎
E. Invers bilangan positif terhadap perkalian adalah bilangan positif
Jika a > 0, maka 1/a > 0
Bukti:
Andaikan 1/a ≤ 0
Untuk 1/a = 0, kontradiksi dengan jika a ≠ 0 maka 1/a ≠ 0.
Untuk 1/a < 0:
1/a < 0 berarti −1/a > 0
ingat kembali bahwa operasi perkalian di ℝ⁺ bersifat tertutup
a ⋅ (−1/a) > 0
−1 > 0
1 < 0, kontradiksi dengan 1 > 0, sehingga pengandaian harus diingkar, dan yang benar adalah 1/a > 0 ∎
F. Invers bilangan negatif terhadap perkalian adalah bilangan negatif
Jika a < 0, maka 1/a < 0
Bukti:
a < 0 berarti −a > 0
Andaikan 1/a ≥ 0
Untuk 1/a = 0, kontradiksi dengan jika a ≠ 0 maka 1/a ≠ 0.
Untuk 1/a > 0:
ingat kembali bahwa operasi perkalian di ℝ⁺ bersifat tertutup
−a ⋅ (1/a) > 0
−1 > 0
1 < 0, kontradiksi dengan 1 > 0, sehingga pengandaian harus diingkar, dan yang benar adalah 1/a < 0 ∎

6. Teorema Titik Tengah Urutan
Misal a, b ∈ ℝ, berlaku:
Jika a < b, maka a < ½(a + b) < b
Bukti:
a < b, tambahkan masing-masing ruas dengan a
a + a < a + b
2a < a + b
a < b, tambahkan masing-masing ruas dengan b
a + b < b + b
a + b < 2b
2a < a + b dan a + b < 2b, menurut sifat transitif
2a < a + b < 2b
2 > 0, maka ½ > 0
ingat bahwa pengalian masing-masing ruas dengan bilangan positif tidak mengubah tanda urutan, kalikan masing-masing ruas dengan ½
½⋅2a < ½(a + b) < ½⋅2b
a < ½(a + b) < b ∎
Kasus khusus untuk a = 0:
0 < ½(0 + b) < b
0 < ½b < b

7. Teorema Himpitan dengan 0
Misal a ∈ ℝ, jika 0 ≤ a < ε untuk setiap ε > 0, maka a = 0
Bukti:
Kontraposisi dari pernyataan ini adalah jika a ≠ 0, maka terdapat ε > 0 yang tidak memenuhi 0 ≤ a < ε.
a ≠ 0 dan 0 ≤ a, diharuskan a > 0.
Misal dipilih ε = ½a > 0
ε − a = ½a − a = −½a < 0
ε − a < 0 berarti ε < a
Telah ditunjukkan bahwa terdapat ε > 0 yang tidak memenuhi 0 ≤ a < ε. Kontraposisinya adalah jika 0 ≤ a < ε untuk setiap ε > 0, maka a = 0. ∎

8. Komparasi Kuadrat dan Akar
Misal a, b ≥ 0. Komparasi a vs b, √a vs √b, dan a² vs b² tandanya sama.
Bukti:
a, b ≥ 0, sehingga a + b ≥ 0, juga √a ≥ 0 dan √b ≥ 0
Untuk a < b
b > a
b − a > 0, kalikan masing-masing ruas dengan a + b
b² − a² > 0
b² > a²
dengan mengganti tanda, akan diperoleh hal yang sama. Jadi, a vs b dan a² vs b² tandanya sama.
Karena √a ≥ 0, √b ≥ 0, dan (√a)² = a, (√b)² = b, juga berlaku kesamaan tanda untuk a vs b dan √a vs √b.
Jadi, a vs b, √a vs √b, dan a² vs b² tandanya sama. ∎

Contoh Soal
1. Buktikan bahwa untuk setiap bilangan real a dan b dengan 0 < a ≤ b selalu berlaku
Bukti:
Ketidaksamaan ini terdiri dari 6 ruas.
(i) Ruas 1 dan ruas 2
a ≤ b, tambahkan masing-masing ruas dengan b
a + b ≤ 2b
a > 0 dan b > 0, maka a + b > 0, sehingga a/(a + b) > 0, karena positif kalikan ke masing-masing ruas, tidak mengubah tanda
a ≤ 2ab/(a + b), ini sesuai dengan ruas 1 dan ruas 2
(ii) Ruas 2 dan ruas 3
a ≤ b berarti b − a ≥ 0
untuk b − a = 0 → (b − a)² = 0
untuk b − a > 0 → (b − a)² > 0
b − a ≥ 0 maka (b − a)² ≥ 0
a² + b² − 2ab ≥ 0, tambahkan masing-masing ruas dengan 4ab
a² + b² + 2ab ≥ 4ab
(a + b)² ≥ 4ab
a > 0 dan b > 0 maka a + b > 0 dan ab > 0, kalikan masing-masing ruas dengan ab/(a + b)²
ab ≥ 4a²b²/(a + b)²
ab ≥ (2ab)²/(a + b)², kedua ruas merupakan bilangan positif, akarkan masing-masing ruas
√(ab) ≥ 2ab/(a + b)
2ab/(a + b) ≤ √(ab), ini sesuai dengan ruas 2 dan ruas 3
(iii) Ruas 3 dan ruas 4
Pada langkah sebelumnya telah diperoleh (a + b)² ≥ 4ab
kedua ruas merupakan bilangan positif, akarkan masing-masing ruas
a + b ≥ 2√ab, bagi masing-masing ruas dengan 2
(a + b)/2 ≥ √ab
√ab ≤ (a + b)/2, ini sesuai dengan ruas 3 dan ruas 4
(iv) Ruas 4 dan ruas 5
Ingat kembali pembuktian ruas 2 dan ruas 3
a² + b² ≥ 2ab, tambahkan masing-masing ruas dengan a² + b²
2(a² + b²) ≥ a² + b² + 2ab
2(a² + b²) ≥ (a + b)², kalikan masing-masing ruas dengan ¼
(a² + b²)/2 ≥ (a + b)²/4, kedua ruas merupakan bilangan positif, akarkan masing-masing ruas
√[(a² + b²)/2] ≥ (a + b)/2
(a + b)/2 ≤ √[(a² + b²)/2], ini sesuai dengan ruas 4 dan ruas 5
(v) Ruas 5 dan ruas 6
a ≤ b, berarti b − a ≥ 0
a > 0 dan b > 0, maka b + a > 0
untuk b − a = 0 → (b + a)(b − a) = 0
untuk b − a > 0 → (b + a)(b − a) > 0
b − a ≥ 0, maka (b + a)(b − a) ≥ 0
b² − a² ≥ 0, tambahkan masing-masing ruas dengan a² + b²
2b² ≥ a² + b²
b² ≥ (a² + b²)/2, kedua ruas merupakan bilangan positif, akarkan masing-masing ruas
b ≥ √[(a² + b²)/2]
√[(a² + b²)/2] ≤ b, ini sesuai dengan ruas 5 dan ruas 6
a ≤ 2ab/(a + b) ∧ 2ab/(a + b) ≤ √(ab) ∧ √ab ≤ (a + b)/2 ∧ (a + b)/2 ≤ √[(a² + b²)/2] ∧ √[(a² + b²)/2] ≤ b
menurut sifat transitif
a ≤ 2ab/(a + b) ≤ √(ab) ≤ (a + b)/2 ≤ √[(a² + b²)/2] ≤ b ∎
Ketaksamaan ini disebut sebagai ketaksamaan mean.

2. Buktikan bahwa untuk setiap n ∈ ℕ, jika x > −1, maka (1 + x)ⁿ ≥ 1 + nx
x > −1, tambahkan masing-masing ruas dengan 1
1 + x > 1 + (−1)
1 + x > 0
Misal P(n): (1 + x)ⁿ ≥ 1 + nx, ∀n ∈ ℕ
• Langkah Basis
Tunjukkan bahwa P(n) benar untuk n = 1
P(1): (1 + x)¹ = 1 + 1.x, jelas benar
• Langkah Induksi
Asumsikan bahwa P(n) benar untuk n = k
P(k): (1 + x)ᵏ ≥ 1 + kx
Akan ditunjukkan bahwa P(n) benar untuk n = k + 1
(1 + x)ᵏ⁺¹ = (1 + x)(1 + x)ᵏ, telah diasumsikan (1 + x)ᵏ ≥ 1 + kx, dan ingat bahwa 1 + x > 0, sehingga
≥ (1 + x)(1 + kx)
= 1 + kx + x + kx²
= 1 + (k + 1)x + kx², karena k > 0 dan x² ≥ 0 maka kx² ≥ 0, sehingga
≥ 1 + (k + 1)x
P(k + 1): (1 + x)ᵏ⁺¹ ≥ 1 + (k + 1)x
• Langkah Konklusi
Karena telah ditunjukkan bahwa P(n) benar untuk n = 1, dan telah diasumsikan bahwa P(n) benar untuk n = k, sehingga dapat ditunjukkan bahwa P(n) benar untuk n = k + 1. Oleh karena itu, P(n) benar untuk setiap n bilangan asli.∎
Ketaksamaan ini disebut sebagai ketaksamaan Bernoulli.

3. Buktikan bahwa (∀n ∈ ℕ)(∀a1, a2, ..., an, b1, b2, ..., bn ∈ ℝ), berlaku ketaksamaan
(a1b1 + a2b2 + ... + anbn)² ≤ (a1² + a2² + ... + an²)(b1² + b2² + ... + bn²)
Ketaksamaan ini disebut sebagai Ketaksamaan Cauchy
Bukti:
Ambil sebarang n ∈ ℕ dan a, b, t ∈ ℝ, definisikan suatu fungsi
f(t) = (a1 + tb1)² + (a2 + tb2)² + ... + (an + tbn
karena f(t) merupakan jumlah dari bilangan kuadrat, f(t) ≥ 0
f(t) = (a1² + 2ta1b1 + t²b1²) + (a2² + 2ta2b2 + t²b2²) + ... + (an² + 2tanbn + t²bn²) ≥ 0
f(t) = (a1² + a2² + ... + an²) + 2(a1b1 + a2b2 + ... + anbn)t + (b1² + b2² + ... + bn²)t² ≥ 0
f(t) merupakan fungsi kuadrat, diskriminannya adalah
D = 4(a1b1 + a2b2 + ... + anbn)² − 4(a1² + a2² + ... + an²)(b1² + b2² + ... + bn²)
Nilai f(t) hanya memungkinkan 0 atau positif, sehingga diharuskan D ≤ 0.
4(a1b1 + a2b2 + ... + anbn)² − 4(a1² + a2² + ... + an²)(b1² + b2² + ... + bn²) ≤ 0, kalikan masing-masing ruas dengan ¼, sehingga menjadi
(a1b1 + a2b2 + ... + anbn)² − (a1² + a2² + ... + an²)(b1² + b2² + ... + bn²) ≤ 0, tambahkan masing-masing ruas dengan (a1² + a2² + ... + an²)(b1² + b2² + ... + bn²) menjadi
(a1b1 + a2b2 + ... + anbn)² ≤ (a1² + a2² + ... + an²)(b1² + b2² + ... + bn²) ∎

4. Buktikan bahwa (∀n ∈ ℕ)(∀a1, a2, ..., an, b1, b2, ..., bn ∈ ℝ), berlaku ketaksamaan
√[(a1 + b1)² + (a2 + b2)² + ... + (a2 + b2)²] ≤ √(a1² + a2² + ... + an²) + √(b1² + b2² + ... + bn²)
Bukti:
Ingat kembali soal nomor 3
(a1b1 + a2b2 + ... + anbn)² ≤ (a1² + a2² + ... + an²)(b1² + b2² + ... + bn²), akarkan masing-masing ruas
meski menghilangkan kuadrat pada ruas kiri memungkinkan ruas kiri negatif, tetapi dapat dipastikan mengakarkan ruas kanan tidak memungkinkan ruas kanan negatif, sehingga tetap dipastikan ruas kiri tidak mungkin lebih besar dari ruas kanan, dengan ini tanda tidak berubah.
a1b1 + a2b2 + ... + anbn ≤ √(a1² + a2² + ... + an²)(b1² + b2² + ... + bn²), kalikan masing-masing ruas dengan 2
2(a1b1 + a2b2 + ... + anbn) ≤ 2√(a1² + a2² + ... + an²)(b1² + b2² + ... + bn²)
tambahkan masing-masing ruas dengan a1² + a2² + ... + an² + b1² + b2² + ... + bn²
a1² + a2² + ... + an² + b1² + b2² + ... + bn² + 2(a1b1 + a2b2 + ... + anbn) ≤ a1² + a2² + ... + an² + b1² + b2² + ... + bn² + 2√(a1² + a2² + ... + an²)(b1² + b2² + ... + bn²)
(a1 + b1)² + (a2 + b2)² + ... + (a2 + b2)² ≤ [√(a1² + a2² + ... + an²) + √(b1² + b2² + ... + bn²)]²
akarkan masing-masing ruas
√[(a1 + b1)² + (a2 + b2)² + ... + (a2 + b2)²] ≤ √(a1² + a2² + ... + an²) + √(b1² + b2² + ... + bn²) ∎

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2024: Aritmatika Jilid XII

Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

Rotasi Baru (Komposisi Geseran dan Rotasi)