Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde 2 dengan Koefisien Konstan

1. Persamaan Diferensial Linier Tingkat Lanjut
Bentuk umum Perdif linier tingkat n adalah:
dengan a₀(x) ≠ 0.
Dalam notasi lain:
a₀(x).y⁽ⁿ⁾ + a₁(x).y⁽ⁿ⁻¹⁾ + ... + aₙ₋₁(x).y' + aₙ(x).y = F(x)
• Untuk kasus dimana F(x) = 0, Perdif ini disebut Perdif linier homogen tingkat n. Sebaliknya jika F(x) ≠ 0 maka Perdif ini disebut Perdif linier non-homogen tingkat n.
• a₀(x), a₁(x), ..., aₙ(x), aₙ(x), dan F(x) masing-masing merupakan fungsi dari x yang tidak bergantung pada y. Jika a₀(x), a₁(x), ..., aₙ(x), aₙ(x) semuanya merupakan konstanta, maka persamaannya disebut sebagai "Perdif linier tingkat n berkoefisien konstan". Sebaliknya, jika diantara a₀(x), a₁(x), ..., aₙ(x), aₙ(x) ada yang bukan konstanta, maka persamaannya disebut sebagai "Perdif linier tingkat n berkoefisien non-konstan".

2. Kombinasi Linier dan Kebebasan Linier Fungsi
A. Kombinasi Linier Fungsi
Diberikan fungsi-fungsi f₁, f₂, ..., fₘ dan konstanta c₁, c₂, ..., cₘ. Bentuk
cf₁ + cf₂ + ... + cf
disebut sebagai kombinasi linier dari f₁, f₂, ..., fₘ.
B. Kebebasan Linier Fungsi
Fungsi-fungsi f₁, f₂, ..., fₘ dikatakan bebas linier pada interval [a, b] jika
cf₁(x) + c₂f₂(x) + ... + cₘfₘ(x) = 0
hanya dipenuhi oleh c₁ = c₂ = ... = cₘ = 0 untuk setiap x ∈ [a, b].
Sebaliknya, jika ada diantara c₁, c₂, ..., cₘ yang taknol, sehingga memenuhi
cf₁(x) + cf₂(x) + ... + cfₘ(x) = 0
untuk suatu ∈ [a, b] maka dikatakan f₁, f₂, ..., fₘ tidak bebas linier pada interval [a, b].

3. Definisi Wronskian dan Teorema Wronski
A. Definisi Wronskian
Jika f1 = f1(x), f2 = f2(x), ..., fn = fn(x) adalah fungsi-fungsi yang dapat diturunkan n  1 kali pada interval [a, b], maka determinan dari
disebut determinan Wronskian dari f1f2, ..., fn, dinotasikan W(f1f2, ..., fn) Determinan ini dapat digunakan untuk memastikan apakah fungsi-fungsi yang diberikan bebas linier.
B. Teorema Wronski
Teorema: "Diberikan fungsi f1f2, ..., fn mempunyai n – 1 turunan yang kontinu pada interval [a, b]. Jika Wronskian dari fungsi-fungsi ini tidak sama dengan nol pada [a, b], maka fungsi-fungsi ini bebas secara linier pada interval [a, b]."
Catatan: Teorema ini tidak berlaku kebalikan. Jika Wronskian dari f1f2, ..., fn adalah nol, maka tidak dapat dipastikan kebebasan linier dari {f1f2, ..., fn}; fungsi-fungsi ini bisa jadi bebas linier bisa jadi tidak bebas linier.

4. Kombinasi Linier Solusi Persamaan Diferensial Linier Homogen dan Solusi Umum
A. Teorema kombinasi linier solusi Perdif linier homogen
Jika fungsi-fungsi f₁, f₂, ..., fₘ merupakan m buah solusi dari suatu Perdif linier homogen, maka kombinasi linier
cf₁ + cf₂ + ... + cf
juga merupakan solusi.
B. Teorema Basis untuk Ruang Solusi
Persamaan diferensial linier homogen tingkat n selalu memiliki n buah solusi yang bebas linier. Selanjutnya jika f₁, f₂, ..., f adalah n buah solusi persamaan diferensial yang bebas linier, maka setiap solusi persamaan diferensial dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier
cf₁ + cf₂ + ... + cₙfₙ dengan pemilihan konstanta c₁, c₂, ..., cₙ yang sesuai.
Dengan kata lain, fungsi-fungsi f₁, f₂, ..., fₙ merupakan basis untuk ruang solusi.
C. Definisi Solusi Umum
Jika f₁, f₂, ..., f adalah n buah solusi persamaan diferensial linier homogen tingkat n yang bebas linier pada interval [a, b] maka fungsi f yang didefinisikan sebagai
f(x) = cf₁(x) + cf₂(x) + ... + cₙfₙ(x)
dengan c₁, c₂, ..., cₙ sebarang konstanta, disebut sebagai solusi umum.

5. Solusi dari Persamaan Diferensial Linier Homogen dengan Koefisien Konstan
Perdif linier homogen berkoefisien konstan pada umumnya berbentuk
A₀y⁽ⁿ⁾ + A₁y⁽ⁿ⁻¹⁾ + ... + Aₙ₋₁y' + Aₙy = 0
dimana A₀, A₁, ..., Aₙ₋₁, Aₙ merupakan konstanta.
Solusi untuk Perdif linier homogen berkoefisien konstan biasanya berbentuk eʳˣ.
Perhatikan, misal y = eʳˣ, turunannya adalah
y' = r.eʳˣ
y'' = r².eʳˣ
...
y⁽ⁿ⁾ = rⁿ.eʳˣ
sehingga persamaannya bisa diubah menjadi
A₀rⁿ.eʳˣ + A₁rⁿ⁻¹.eʳˣ + ... + Aₙ₋₁r.eʳˣ + Aₙeʳˣ = 0, bagi dengan eʳˣ
A₀r + A₁rⁿ⁻¹ + ... + Aₙ₋₁r + Aₙ = 0
bentuk terakhir merupakan persamaan polinomial dalam r yang disebut sebagai persamaan karakteristik.
Ini berarti kita dapat mencari solusi-solusinya dengan mencari nilai r.
A. Kasus dimana semua akarnya real berbeda
Untuk kasus dimana semua akarnya real berbeda, solusi umumnya adalah kombinasi linier dari eʳˣ untuk setiap nilai r.
contoh:
y⁽³⁾ – 6y'' + 5y' + 12y = 0
Perdif ini merupakan Perdif linier homogen berkoefisien konstan, sehingga solusinya dapat dicari menggunakan persamaan karakteristik, yaitu
r³ – 6r² + 5r + 12 = 0
(r + 1)(r – 3)(r – 4) = 0
r = –1 ∨ r = 3 ∨ r = 4
sehingga solusinya adalah y = e⁻ˣ ∨ y = e³ˣ ∨ y = e⁴ˣ
akar-akar dari persamaan karakteristik real dan berbeda, sehingga solusi umumnya adalah kombinasi liniernya yaitu y = ce⁻ˣ + cˣ + c₃e⁴ˣ
B. Kasus dimana adanya akar real yang sama
Untuk kasus dimana adanya akar real yang sama, solusi untuk akar yang sama adalah eʳˣ dikalikan polinom berderajat banyak akar sama dikurangi satu.
contoh:
y⁽³⁾ – 4y''  3y' + 18y = 0
Perdif ini merupakan Perdif linier homogen berkoefisien konstan, sehingga solusinya dapat dicari menggunakan persamaan karakteristik, yaitu
r³ – 4r² – 3r + 18 = 0
(r + 2)(r – 3)² = 0
r = –2 ∨ r = 3 (berulang 2 kali)
sehingga solusinya adalah y = e⁻²ˣ ∨ y = e³ˣ
diantara akar-akarnya ada akar real yang sama, sehingga solusi umumnya adalah
y = ce⁻²ˣ + (c₂x + c)ˣ
pada kasus ini r = –2 tidak berulang sehingga solusinya hanya dikalikan konstanta, adapun r = 3 berulang 2 kali sehingga solusinya dikalikan polinom berderajat 2 – 1 = 1.
C. Kasus dimana adanya akar kompleks
Sebelum membahas solusinya, perlu diketahui bahwa polinomial yang semua koefisiennya bilangan real, memiliki akar kompleks sebanyak genap, karena bilangan kompleks yang merupakan akar dari suatu polinomial, konjugatnya juga merupakan akar.
Misal a + bi merupakan akar dari P(x), maka a – bi juga merupakan akar dari P(x).
Untuk kasus dimana Perdif linier homogen berkoefisien konstan dengan polinomial karakteristiknya ada diantara akar-akarnya yang berupa bilangan kompleks, misal α ± βi merupakan akar polinomial karakteristik Perdif linier homogen berkoefisien konstan, solusinya
eαx.[c₁.cos(βx) + c₂.sin(βx)]
contoh:
y⁽³⁾ – 9y'' + 33y' – 65y = 0
Perdif ini merupakan Perdif linier homogen berkoefisien konstan, sehingga solusinya dapat dicari menggunakan persamaan karakteristik, yaitu
r³ – 9r² + 33r – 65 = 0
(r – 5)(r² – 4r + 13) = 0
r = 5 ∨ r = 2 ± 3i
pada kasus ini solusi untuk r = 5 adalah y = e⁵ˣ, sedangkan untuk r = 2 ± 3i (pada bentuk ini α = 2 dan β = 3) yang merupakan kompleks konjugat adalah y = e²ˣ.[c₂.cos(3x) + c₃.sin(3x)], sehingga solusi umumnya adalah
y = ce⁵ˣ + ˣ.[c₂.cos(3x) + c₃.sin(3x)]

Contoh Soal
1. Tentukan solusi dari MNA
y'' + 5y' + 6y = 0; y(0) = 2; y'(0) = 3
Perdif ini merupakan Perdif linier homogen berkoefisien konstan, sehingga solusinya dapat dicari menggunakan persamaan karakteristik, yaitu
r² + 5r + 6 = 0
(r + 3)(r + 2) = 0
r = –3 ∨ r = –2
solusi umumnya adalah y = c₁e⁻³ˣ + c₂e⁻²ˣ, masukkan y(0) = 2; y'(0) = 3
y(0) = c₁e⁰ + c₂e⁰ = 2 → c₁ + c₂ = 2 ...(i)
y'(0) = –3c₁e⁰ – 2c₂e⁰ = 3 → –3c₁ – 2c₂ = 3 ...(ii)
3(i) + (ii) → c₂ = 9, masukkan ke (i)
c₁ + 9 = 2 ↔ c₁ = –7
Jadi, solusi dari MNA ini adalah y = –7e⁻³ˣ + 9e⁻²ˣ

2. y'' – 12y' + 36y = 0
Perdif ini merupakan Perdif linier homogen berkoefisien konstan, sehingga solusinya dapat dicari menggunakan persamaan karakteristik, yaitu
r² – 12r + 36 = 0
(r – 6)² = 0
r = 6 (berulang 2 kali)
solusi umumnya adalah y = (c₁x + c₂)e⁶ˣ

3. y'' + 2y' – 3y = 0
Perdif ini merupakan Perdif linier homogen berkoefisien konstan, sehingga solusinya dapat dicari menggunakan persamaan karakteristik, yaitu
r² + 2r – 3 = 0
(r + 3)(r – 1) = 0
r = –3 ∨ r = 1
solusi umumnya adalah y = c₁e⁻³ˣ + c₂eˣ

4. 2y'' + 4y' + 3y = 0
Perdif ini merupakan Perdif linier homogen berkoefisien konstan, sehingga solusinya dapat dicari menggunakan persamaan karakteristik, yaitu
2r² + 4r + 3 = 0
akar-akarnya merupakan kompleks konjugat, dengan α = –1 dan β = ½√2
solusi umumnya adalah y = 
e⁻³ˣ.[c₁.cos(½x√2) + c₂.sin(½x√2)]

5. y'' – 9y = 0
Perdif ini merupakan Perdif linier homogen berkoefisien konstan, sehingga solusinya dapat dicari menggunakan persamaan karakteristik, yaitu
r² – 9 = 0
(r + 3)(r – 3) = 0
r = –3 ∨ r = 3
solusi umumnya adalah y = c₁e⁻³ˣ + c₂e³ˣ

6. y'' + 16y = 0
Perdif ini merupakan Perdif linier homogen berkoefisien konstan, sehingga solusinya dapat dicari menggunakan persamaan karakteristik, yaitu
r² + 16 = 0
r = ±4i
akar-akarnya merupakan kompleks konjugat, dengan α = 0 dan β = 4
solusi umumnya adalah y = 
e⁰.[c₁.cos(4x) + c₂.sin(4x)] = c₁.cos(4x) + c₂.sin(4x)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2024: Aritmatika Jilid XII

Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

Rotasi Baru (Komposisi Geseran dan Rotasi)