Deret Pangkat
1. Deret Pangkat
Kita dapat mempelajari banyak hal tentang kasus khusus dari deret pangkat. Sebuah deret pangkat dalam x memiliki bentuk
∑(aₙxⁿ) = a₀ + a₁x + a₂x² + ...
(Di sini kita menafsirkan a₀x⁰ sebagai a₀ bahkan jika x = 0.) Kita dapat segera menjawab pertanyaan kita untuk deret pangkat semacam itu.
Contoh:
Untuk nilai x berapa deret pangkat
∑(axⁿ) = a + ax + ax² + ax³ + ...
berkonvergen dan berapa jumlahnya? Asumsikan bahwa a ≠ 0.
Kita sudah mempelajari deret ini dan menyebutnya deret geometri. Deret ini berkonvergen untuk −1 < x < 1 dan memiliki jumlah S(x) yang diberikan oleh
S(x) = a/(1 – x), untuk −1 < x < 1
2. Himpunan Konvergensi
Kita menyebut himpunan di mana sebuah deret pangkat berkonvergen sebagai himpunan konvergensi-nya. Himpunan seperti apa yang bisa menjadi himpunan konvergensi?
Himpunan konvergensi untuk deret pangkat ∑(aₙxⁿ) selalu merupakan sebuah interval dari salah satu dari tiga jenis berikut:
(i) Titik tunggal x = 0.
(ii) Sebuah interval (–R, R), ditambah kemungkinan satu atau kedua titik ujungnya.
(iii) Seluruh garis bilangan real.
Dalam (i), (ii), dan (iii), deret tersebut dikatakan memiliki jari-jari konvergensi 0, R, dan ∞, secara berurutan.
Bukti:
Misalkan deret tersebut berkonvergen pada x = x₁ ≠ 0. Maka lim n→∞ aₙxⁿ₁ = 0, dan dengan demikian pasti ada bilangan N sedemikian rupa sehingga |aₙxⁿ₁| < 1 untuk n ≥ N. Kemudian, untuk setiap x di mana |x| < |x₁|,
|aₙxⁿ| = |aₙxⁿ₁|·|x/x₁|ⁿ < |x/x₁|ⁿ
ini berlaku untuk n ≥ N. Sekarang ∑|x/x₁|ⁿ berkonvergen, karena ini adalah deret geometri dengan rasio kurang dari 1. Jadi, dengan Uji Perbandingan Biasa, ∑|aₙxⁿ| berkonvergen. Kita telah menunjukkan bahwa jika deret pangkat berkonvergen pada x₁, maka deret itu berkonvergen (secara absolut) untuk semua x sedemikian rupa sehingga |x| < |x₁|.
Di sisi lain, misalkan deret pangkat berdivergen pada x₂. Maka deret itu harus berdivergen untuk semua x di mana |x| > |x₂|. Karena jika deret itu berkonvergen pada x₁ sedemikian rupa sehingga |x₁| > |x₂|, maka, berdasarkan apa yang telah kita tunjukkan, deret itu akan berkonvergen pada x₂, yang bertentangan dengan hipotesis.
Dua paragraf ini secara bersama-sama menghilangkan semua kemungkinan jenis himpunan konvergensi kecuali tiga jenis yang disebutkan dalam teorema.
Tambahan:
Sebuah deret pangkat ∑(aₙxⁿ) berkonvergen secara absolut di bagian dalam dari interval konvergensinya.
Tentu saja, deret itu bahkan mungkin berkonvergen secara absolut di titik-titik ujung interval konvergensi, tetapi hal itu tidak dapat kita pastikan.
Contoh:
Berapakah himpunan konvergensi untuk
∑xⁿ/[(n + 1)·2ⁿ] = 1 + x/2 + x²/(3·2²) + x³/(4·2³) + ...
Perhatikan bahwa beberapa suku mungkin negatif (jika x negatif). Mari kita uji konvergensi absolut menggunakan Uji Rasio Absolut.
Deret ini berkonvergen secara absolut (sehingga berkonvergen) ketika ρ = |x|/2 < 1 dan berdivergen ketika |x|/2 > 1. Akibatnya, deret ini berkonvergen ketika |x| < 2 dan berdivergen ketika |x| > 2.
Jika x = 2 atau x = –2, Uji Rasio gagal. Namun, ketika x = 2, deret tersebut adalah deret harmonik, yang berdivergen; dan ketika x = –2, itu adalah deret harmonik bergantian, yang berkonvergen. Kita menyimpulkan bahwa himpunan konvergensi untuk deret yang diberikan adalah interval –2 ≤ x < 2.
3. Deret Pangkat dalam x − a
Sebuah deret dalam bentuk
∑aₙ(x – a)ⁿ = a₀ + a₁(x – a) + a₂(x – a)² + ...
disebut sebuah deret pangkat dalam x – a. Semua yang telah kita katakan tentang deret pangkat dalam x berlaku sama baiknya untuk deret dalam x – a. Secara khusus, himpunan konvergensinya selalu merupakan salah satu dari jenis interval berikut:
• Titik tunggal x = a.
• Sebuah interval (a – R, a + R), ditambah kemungkinan satu atau kedua titik ujungnya.
• Seluruh garis bilangan real.
Contoh:
Temukan himpunan konvergensi untuk ∑(x – 1)ⁿ/(n + 1)²
Kita menerapkan Uji Rasio Absolut.
Dengan demikian, deret ini berkonvergen jika |x – 1| < 1, yaitu, jika 0 < x < 2; deret ini berdivergen jika |x – 1| > 1. Deret ini juga berkonvergen (bahkan secara absolut) di kedua titik ujung 0 dan 2, seperti yang kita lihat dengan substitusi nilai-nilai ini. Himpunan konvergensi adalah interval tertutup [0, 2].
4. Turunan dan Integral Deret Pangkat
Misalkan S(x) adalah jumlah dari deret pangkat pada sebuah interval I; yaitu,
S(x) = ∑aₙxⁿ = a₀ + a₁x + a₂x² + a₃x³ + ...
Kemudian, jika x berada di bagian dalam I, dengan mengingat sifat aditif turunan dan integral, kita peroleh
(i) Berikut ini turunan dari S(x)
= a₁ + 2a₂x + 3a₃x² + ...
(ii) Berikut ini
= a₀x + ½a₁x² + ⅓a₂x³ + ¼a₃x⁴ + ...
Contoh:
1. Ingat kembali deret geometri:
1/(1 – x) = 1 + x + x² + x³ + x⁴ + ...
dengan menurunkan dan mengintegralkannya diperoleh
dengan memasukkan –x ke ln(1 – x) dan membalik tanda diperoleh
ln(1 + x) = x – x²/2 + x³/3 – x⁴/4 + ...
2. Misal kita masukkan –x² ke deret geometri, akan kita peroleh
1/(1 + x²) = 1 – x² + x⁴ – x⁶ + x⁸ – ..., integralkan
3. Perhatikan deret berikut:
turunan dari S(x) sama dengan S(x) itu sendiri. Fungsi yang diturunkan menghasilkan dirinya sendiri adalah kelipatan fungsi eksponen (ingat kembali turunan), berarti S(x) = k·eˣ ...(i)
Jika kita masukkan x = 0 ke S(x), semua suku selain suku pertama adalah 0, sehingga S(0) = 1 ...(ii)
Menurut (i) dan (ii), kita peroleh
k·e⁰ = 1
k = 1
Jadi, S(x) = eˣ.
5. Operasi untuk |x| Cukup Kecil
Misalkan f(x) = ∑(aₙxⁿ) dan g(x) = ∑(bₙxⁿ), dengan kedua deret ini berkonvergen setidaknya untuk |x| < r. Jika operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian dilakukan pada deret-deret ini seolah-olah mereka adalah polinomial, deret yang dihasilkan akan berkonvergen untuk |x| < r dan masing-masing mewakili f(x) + g(x), f(x) – g(x), dan f(x) • g(x). Jika b₀ ≠ 0, hasil yang sesuai berlaku untuk pembagian, tetapi kita hanya dapat menjamin validitasnya untuk |x| yang cukup kecil.
Komentar
Posting Komentar