Kuantifikasi
Ada kalimat yang pasti benar, misal "Bilangan genap adalah bilangan yang habis dibagi 2", kita bisa memastikan bahwa bilangan genap pasti habis dibagi 2.
Ada kalimat yang pasti salah, misal "x + 1 < x", kita bisa memastikan bahwa bilangan berapapun ditambah 1 pasti lebih besar dari bilangan itu sendiri, tidak mungkin lebih kecil.
Ada kalimat yang bisa benar dan bisa salah tergantung input yang diberikan, misal "x - 1 > 3", kalimat ini benar untuk x > 4, dan salah untuk selainnya. Dengan memberikan kuantor kita bisa menentukan nilai kebenaran dari kalimat yang bisa benar dan bisa salah.
A. Kuantor
Terdapat 2 macam kuantor, yaitu universal (∀) dan eksistensial (∃). Kuantor universal menyatakan keseluruhan, misal "Semua, Seluruh". Sedangkan kuantor eksistensial menyatakan sebagian, misal "Ada, Sebagian, Terdapat".
Nilai kebenaran dari kuantor universal: Pernyataan dengan kuantor universal "Semua x" bernilai benar ketika bisa dipastikan semua x memenuhi, dan bernilai salah ketika ada x yang tidak memenuhi.
Sedangkan nilai kebenaran dari kuantor eksistensial: Pernyataan dengan kuantor eksistensial "Ada x" bernilai benar ketika dapat ditemukan x yang memenuhi, dan bernilai salah ketika tidak ada x yang memenuhi.
B. Bentuk kalimat berkuantor
Contoh untuk kuantor universal:
Misalkan ada kalimat "Semua orang menyukai matematika", dapat dinyatakan sebagai berikut:
(∀x).O(x) ⇒ S(x)
Dengan O(x) adalah "orang", dan S(x) adalah "menyukai matematika".
Contoh untuk kuantor eksistensial:
Misalkan ada kalimat "Ada bilangan real yang kuadratnya sama", dapat dinyatakan sebagai berikut:
(∃x).R(x) ∧ S(x)
Dengan R(x) adalah "bilangan real", dan S(x) adalah "kuadratnya sama".
Simbol yang digunakan untuk kuantor universal adalah huruf A besar terbalik, sedangkan simbol yang digunakan untuk kuantor eksistensial adalah huruf E besar terbalik.
Operator logika yang digunakan untuk kuantor universal biasanya implikasi, sedangkan operator logika yang digunakan untuk kuantor eksistensial biasanya konjungsi.
C. Negasi dari kalimat berkuantor
Di dalam menegasikan kalimat berkuantor, banyak digunakan hukum De Morgan, berikut hukum-hukum negasi dari kalimat berkuantor:
Negasi dari "Semua" adalah "Ada", dan negasi dari "Ada" adalah "Semua".
Contoh:
Perlu diketahui bahwa kalimat "Tidak semua x bersifat S" itu semakna dengan kalimat "Ada x yang tidak bersifat S", sebagaimana "Tidak semua lampu berwarna putih" semakna dengan "Ada lampu yang tidak berwarna putih". Ketahui juga bahwa kalimat "Tidak ada x yang bersifat S" itu semakna dengan kalimat "Semua x tidak bersifat S", sebagaimana "Tidak ada lampu yang berwarna hitam" semakna dengan "Semua lampu tidak berwarna hitam".
D. Kalimat dengan lebih dari satu variabel
Kalimat yang memiliki lebih dari 1 variabel, perlu untuk diberikan kuantor pada setiap variabelnya. Misal "Untuk semua x, terdapat y, sehingga (x, y) mempunyai sifat P", yang dapat disimbolkan sebagai berikut:
(∀x)(∃y).P(x,y); catatan: (∀x)(∃y) ≢ (∃x)(∀y)
Perlu diketahui bahwa "Untuk semua x terdapat y" berbeda dengan "Terdapat x untuk semua y", menukar kuantor dapat merubah makna kalimat, oleh karena itu perlu berhati-hati dalam memberi kuantor.Untuk kalimat dengan variabelnya berkuantor sama, kita dapat menyederhanakan penulisannya dengan menggabung kuantornya. Berikut contohnya:
(∀x)(∀y) dapat disederhanakan menjadi (∀x,y)
(∃x)(∃y) dapat disederhanakan menjadi (∃x,y)
- Untuk kuantor sejenis, penukaran tempat variabel tidak merubah makna, disimbolkan sebagai:
- Untuk kuantor tidak sejenis, penukaran tempat variabel merubah makna, disimbolkan sebagai:
"Ada paling sedikit satu x yang bersifat P", kalimat ini menjamin adanya x yang mempunyai sifat P, paling sedikit satu.
"Untuk semua x dan y, jika x dan y bersifat P, maka x sama dengan y", kalimat ini menjamin banyaknya x yang mempunyai sifat P tidak lebih dari satu, jaminannya adalah jika ada y (yang merupakan variabel lain) maka variabel itu sama dengan x.
Ada tepat satu x yang mempunyai sifat P.
(∃x1,x2,…,xn).P(x1)
∧ P(x2) ∧… ∧P(xn) ∧(∀i,j).xi
≠ xj
untuk i, j = 1, 2, …, n
(∀x1,x2,…,xn,xn+1).P(x1)
∧ P(x2) ∧ … ∧ P(xn) ∧ P(xn+1) ⇒ (∃i,j).xi = xj untuk i,
j = 1, 2, …, n, n+1
Komentar
Posting Komentar