Variabel Statistika

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel merupakan konstruk/sifat yang diteliti atau sesuatu yang dapat mengklasifikasikan anggota kelompok ke dalam beberapa golongan. Contohnya: jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, dll.

A. Klasifikasi Variabel Berdasarkan Kontinuitas
1. Variabel Diskrit
Variabel dengan cacah nilai berhingga sehingga dapat didaftarkan.
Contoh: Jenis kelamin
2. Variabel Kontinu
Variabel dengan cacah nilai tidak berhingga dan tidak dapat didaftarkan.
Contoh: Tinggi badan, berat badan
Notasi variabel menggunakan huruf besar, sedangkan nilai variabel menggunakan huruf kecil.

B. Klasifikasi Variabel Berdasarkan Penggunaan
1. Variabel Independen (bebas)
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
2. Variabel Dependen (terikat)
Variabel yang dipengaruhi atau menjadi sebab akibat karena adanya variabel bebas.
3. Variabel Moderator
Variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel ini dapat memperkuat maupun memperlemah hubungan antarvariabel.
4. Variabel Intervening
Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen tetapi tidak dapat diamati atau diukur. Variabel ini berada di antara variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak bisa secara langsung mempengaruhi variabel dependen.
5. Variabel Kontrol
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Jenis variabel ini biasanya banyak digunakan pada penelitian yang mengutamakan perbandingan.

C. Skala Pengukuran Variabel
1. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala yang hanya mempunyai ciri untuk membedakan skala ukur yang satu dengan yang lain.
Pengelompokan/kategorisasi, yang bersifat membedakan antar kelompok, sehingga tidak ada asumsi jarak dan urutan dalam kategori.
Perbedaan angka menunjukkan sebatas adanya objek/subjek yang terpisah dan tidak sama, sehingga menghasilkan data diskrit. Akibatnya tidak berlaku operasi matematika.
Contoh : Jenis Kelamin, Agama
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah skala yang selain mempunyai ciri untuk membedakan juga mempunyai ciri untuk mengurutkan pada rentang tertentu.
Dapat dilakukan klasifikasi dan menunjukkan peringkat/pengurutan.
Perbedaan angka yang dimiliki satu objek dengan objek lainnya tidak menunjukkan perbedaan kuantitatif, melainkan perbedaan jenjang kualitatif/urutan saja. Statistika yang berlaku hanyalah statistika urutan (Order Statistics)
Contoh : Tingkat pendidikan, Jabatan dalam PNS
3. Skala Interval
Skala Interval adalah skala yang mempunyai ciri untuk membedakan, mengurutkan dan mempunyai ciri jarak yang sama. Pengukuran dalam skala interval lebih kuat dari skala ordinal, sebab pengukuran dicapai selain dengan persamaan dan urutannya juga mengetahui jarak (interval) antara dua kelas. Skala interval mempunyai ciri unit pengukuran yang dan konstan yang memberikan suatu bilangan (nyata) untuk setiap pasangan obyek-obyek dalam himpunan berurutan itu. Dalam pengukuran semacam ini perbandingan antar interval sembarang adalah independent dengan unit pengukuran dan skala interval mempunyai titik nol sembarang.
Dapat dilakukan klasifikasi, dapat dilakukan pengurutan dan ada satuan pengukuran.
Karena dilakukan pengukuran, maka memiliki jarak antar dua angka pada skala yang diketahui ukurannya. Skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak dan tidak dapat dilakukan pembandingan.
Contoh: Nilai Siswa
Misalkan A memiliki nilai 80 dan B memiliki nilai 40, maka A memiliki nilai yang lebih tinggi dari B dan juga memiliki nilai yang 40 titik lebih tinggi daripada B. Akan tetapi dalam hal ini kita tidak dapat mengatakan A memiliki kecerdasan dua kali daripada B.
4. Skala Rasio
Dapat dilakukan klasifikasi, dapat dilakukan pengurutan, terdapat satuan pengukuran, dan dapat dilakukan pembandingan dan memiliki nol mutlak.
Nol mutlak sebagai titik tolak ukur yang sama, yaitu nilai nol yang menunjukkan bahwa atribut/nilai yang diukur sama sekali tidak ada pada objek yang diamati → tidak memiliki nilai negatif.
Contoh : Berat Benda, Tinggi Benda.
Misal benda A memiliki berat 80 kg dan benda B memiliki berat 40 kg. Dapat dikatakan bahwa berat benda A adalah 40 titik di atas B dan juga berat benda A dua kali lebih berat daripada benda B. Nilai nol mutlaknya adalah 0 kg.

Selengkapnya disini (QuestionPro)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

2024: Aritmatika Jilid XII

2025: ONMIPA (Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)