Hubungan Vektor dengan Garis dan Bidang

Perhatikan gambar berikut:
Diberikan vektor n tegak lurus dengan bidang, artinya n tegak lurus dengan setiap vektor yang terletak pada bidang. Misal n = (a, b, c) dengan a ≠ 0 ∨ b ≠ 0 ∨ c ≠ 0 dan berpangkal di titik P0(x0, y0, z0) yang terletak pada bidang. Dari titik pangkal yang sama, buat vektor pada bidang dengan titik ujungnya P(x, y, z), tentunya vektor baru ini tegak lurus dengan n, sehingga berlaku:
mari kita uraikan:
(a, b, c) ∙ (x − x0, y  y0, z − z0) = 0
a(x − x0) + b( y0) + c(− z0) = 0
ax + by + cz − ax0 − by0 − cz0 = 0
misalkan − ax0 − by0 − cz0 = d
ax + by + cz + d = 0
∴ Vektor n = (a, b, c) tegak lurus dengan bidang ax + by + cz + d = 0.
Vektor yang tegak lurus dengan bidang disebut vektor normal.

1. Perpotongan Tiga Bidang
Diberikan tiga bidang dengan persamaan berikut:
a1x + b1y + c1z + d1 = 0 (i)
a2x + b2y + c2z + d2 = 0 (ii)
a3x + b3y + c3z + d3 = 0 (iii)
Sebagaimana kita ketahui bahwa a, b, c merupakan koefisien, sedangkan d merupakan konstanta, kita dapat memindahkan konstanta ke ruas kanan sehingga terbentuklah SPL sebagai berikut:
a1x + b1y + c1z d1 (i)
a2x + b2y + c2z d2 (ii)
a3x + b3y + c3z d3 (iii)
Sebagaimana SPL pada umumnya, bisa jadi tidak memiliki solusi, memiliki tepat satu solusi, atau memiliki tak hingga solusi, berikut kedudukan ketiga bidang secara geometris:
a. Tidak memiliki solusi
SPL dari tiga bidang tidak memiliki solusi apabila kedudukannya:
• Tiga bidang sejajar
• Dua bidang sejajar dan dipotong oleh bidang ketiga
• Tiga bidang membentuk prisma segitiga
• Dua bidang berhimpit dan sejajar dengan bidang ketiga
Pada kedudukan-kedudukan ini SPL tidak memiliki solusi karena tidak ada titik persekutuan dari ketiga bidang.
b. Memiliki tepat satu solusi
SPL dari tiga bidang memiliki tepat satu solusi apabila ketiga bidang berpotongan tepat pada satu titik.
c. Memiliki tak hingga solusi
SPL dari tiga bidang memiliki tak hingga solusi apabila:
• Tiga bidang berhimpit
• Tiga bidang berpotongan pada satu garis
• Dua bidang berhimpit dan dipotong oleh bidang ketiga
Pada kedudukan-kedudukan ini SPL memiliki tak hingga solusi karena terdapat tak hingga titik persekutuan dari ketiga bidang.

2. Persamaan Bidang Melalui Tiga Titik
Misal diberikan tiga titik P1(x1, y1, z1), P2(x2, y2, z2), dan P3(x3, y3, z3). Dikarenakan titik terletak pada bidang ax + by + cz + d = 0 tentunya memenuhi:
x1a + y1b + z1c + d = 0 (i)
x2a + y2b + z2c + d = 0 (ii)
x3a + y3b + z3c + d = 0 (iii)
Sebagaimana kita ketahui bahwa a, b, c merupakan koefisien, sedangkan d merupakan konstanta, kita dapat memindahkan konstanta ke ruas kanan sehingga terbentuklah SPL sebagai berikut:
x1a + y1b + z1c d (i)
x2a + y2b + z2c d (ii)
x3a + y3b + z3c d (iii)
Untuk menentukan persamaan bidang melalui tiga titik bisa dengan menyelesaikan SPL tersebut. SPL yang dibentuk oleh tiga titik yang terletak pada bidang selalu memiliki solusi karena apabila terdapat baris nol, secara otomatis nilai d sama dengan nol.
Selain menggunakan SPL, persamaan bidang melalui tiga titik juga bisa diselesaikan menggunakan vektor.
• Pilih salahsatu titik sebagai titik pangkal, misal P1(x1, y1, z1)
• Buat dua vektor yang berpangkal di P1(x1, y1, z1) dan ujungnya masing-masing di P2(x2, y2, z2) dan P3(x3, y3, z3)
• Kalikan silang kedua vektor, diperoleh vektor normal (vektor yang tegak lurus dengan bidang)
Misal P(x, y, z) sebarang titik pada bidang, berlaku:
Pada akhirnya, persamaan bidang melalui tiga titik dapat ditentukan menggunakan determinan matriks 3 
× 3 berikut:
Kembali ke vektor normal, kita memperoleh rumus untuk menentukan koefisien a, b, c:
sedangkan untuk d, kita tentukan dengan:

3. Persamaan Bidang dalam Bentuk Vektor
Perhatikan gambar berikut:
Misal r vektor berpangkal di origin dan berujung di P(x, y, z), sehingga r = (x, y, z).
Misal r0 vektor berpangkal di origin dan berujung di P0(x0, y0, z0), sehingga r0 = (x0, y0, z0).
Vektor yang berpangkal di P0 dan berujung di P adalah r  r0 = (x − x0, y  y0, z − z0).
Misal n = (a, b, c) vektor normal, berlaku:
n ∙ (r  r0) = 0
bentuk ini disebut sebagai persamaan bidang dalam bentuk vektor.

4. Persamaan Parametrik Garis dalam Dimensi Tiga
Perhatikan gambar berikut:
Misal l merupakan garis di R3 melalui titik P0(x0, y0, z0) sejajar dengan vektor tak nol v = (a, b, c). Misal titik P(x, y, z) juga terletak pada garis l, tentunya vektor yang berpangkal di P0 dan berujung di P sejajar dengan v, berarti ∃ skalar t ∋:
bentuk ini dapat diuraikan menjadi:
(x − x0, y  y0, z − z0) = (ta, tb, tc)
x − x0 = ta ↔ x = x0 + ta
y − y0 = tb ↔ y = y0 + tb
z − z0 = tc ↔ z = z0 + tc
Selama titik P(x, y, z) dijalankan sepanjang garis l, nilai t bisa berapa saja. Berikut persamaan parametrik untuk garis l:
x = x0 + ta, y = y0 + tb, z = z0 + tc, ∞ < t < ∞

5. Perpotongan Garis dengan Bidang
Misal persamaan suatu bidang adalah ax + by + cz + d = 0 dan persamaan parametrik garis:
x = x0 + et, y = y0 + ft, z = z0 + gt, −∞ < t < ∞
Masukkan persamaan parametrik garis ke persamaan bidang:
a(x0 + et) + b(y0 + ft) + c(z0 + gt) + d = 0
ax0 + aet + by0 + bft + cz0 + cgt + d = 0
aet + bft + cgt = − ax0 − by0 − cz0 − d
(ae + bf + cg)t = −(ax0 + by0 + cz0 + d)
Masukkan t ke persamaan parameter, diperoleh titik potong garis dengan bidang.

6. Garis Perpotongan Dua Bidang
Diberikan dua bidang dengan persamaan berikut:
a1x + b1y + c1z + d1 = 0 (i)
a2x + b2y + c2z + d2 = 0 (ii)
Sebagaimana kita ketahui bahwa a, b, c merupakan koefisien, sedangkan d merupakan konstanta, kita dapat memindahkan konstanta ke ruas kanan sehingga terbentuklah SPL sebagai berikut:
a1x + b1y + c1d1 (i)
a2x + b2y + c2d2 (ii)
Dikarenakan terdapat tiga variabel, tetapi hanya ada dua persamaan, akibatnya diperlukan parameter untuk menentukan penyelesaiannya, sehingga terbentuklah persamaan parametrik garis.

7. Persamaan Garis dalam Bentuk Vektor
Perhatikan gambar berikut:
Melalui titik P(x, y, z) dan P0(x0, y0, z0) dibuat garis l.
Misal r vektor berpangkal di origin dan berujung di P(x, y, z), sehingga r = (x, y, z).
Misal r0 vektor berpangkal di origin dan berujung di P0(x0, y0, z0), sehingga r0 = (x0, y0, z0).
Vektor yang berpangkal di P0 dan berujung di P adalah r  r0 = (x − x0, y  y0, z − z0).
Misal v = (a, b, c) vektor sejajar garis l, berarti ∃ skalar t ∋:
r  r0 = tv
rr0 + tv∞ < t < ∞
bentuk ini disebut sebagai persamaan garis dalam bentuk vektor.

8. Jarak Titik ke Bidang
Perhatikan gambar berikut:
Diberikan titik 
P0(x0, y0, z0) diluar bidang ax + by + cz + d = 0, dan titik Q(x1, y1, z1) terletak pada bidang. Misal vektor normal n = (a, b, c) berpangkal di Q, dari titik Q juga dibuat vektor yang berujung di P0. Jarak titik P0 ke bidang sama dengan panjang proyeksi ortogonal vektor yang berpangkal di Q dan berujung di P0 terhadap n.
Uraikan bentuknya menjadi:
Perhatikan pembilangnya |a(x0 − x1) + b(y0  y1) + c(z0 − z1)| = |ax0 − ax1 + by0  by1 + cz0 − cz1|
Dikarenakan Q(x1, y1, z1) terletak pada bidang, berlaku ax1 + by1 + cz1 + d = 0, dengan kata lain:
− ax1  by1 − cz1 = d, masukkan ke pembilang menjadi |ax0 + by0 + cz0 + d|, rumus jarak:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

2024: Aritmatika Jilid XII

2025: ONMIPA (Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)