Faktor-Faktor Validitas dan Reliabilitas
A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas
1. Petunjuk yang tidak jelas, sehingga responden kehilangan waktu untuk sekedar memahami petunjuk pengerjaan atau bahkan tidak dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
2. Penggunaan kosa kata dan struktur kalimat yang sulit, sehingga responden terjebak untuk memahami maksud dari sebuah pertanyaan bukan untuk menyelesaikan pertanyaan itu sendiri.
3. Ambiguitas, yaitu adanya kemungkinan multi tafsir juga menyebabkan menurunnya validitas sebuah tes.
4. Alokasi waktu yang tidak cukup, sebuah tes bisa jadi bukan karena responden tidak mampu untuk menyelesaikan tesnya tetapi karena keterbatasan kesempatan untuk mengerjakannya.
5. Penekanan yang berlebihan terhadap aspek tertentu, sehingga terlalu mudah ditebak.
6. Kualitas butir tes yang tidak memadai untuk mengukur hasil belajar.
7. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi pembelajaran yang diterima siswa.
8. Tes terlalu pendek, jumlah item terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sampel.
9. Penyusunan butir tes yang tidak runtut.
10. Pola jawaban yang mudah ditebak, misalnya pada pilihan ganda jawabannya A semua atau B semua, atau menunjukkan pola tertentu misalnya D, C, B, A, D, C, B, A, dan sebagainya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas
1. Jumlah butir tes.
2. Penyebaran skor, Semakin tinggi sebaran, semakin tinggi estimasi koefisien reliabel.
3. Objektifitas, siswa dengan kompetensi sama, mencapai hasil yang sama.
4. Tingkat kesulitan, tes normatif yang terlalu mudah atau terlalu sulit untuk siswa, cenderung menghasilkan skor reliabilitas rendah.
C. Validitas Kualitatif dan Triangulasi
1. Triangulasi Metode
• Triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data dengan metode lain.
• Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang tepat dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan gabungan dari metode-metode tersebut.
• Dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya.
• Jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan.
2. Triangulasi Teori
• Triangulasi teori digunakan jika hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement.
• Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.
• Dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh.
• Sulit karena peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu.
3. Triangulasi Sumber Data
• Triangulasi sumber data dilakukan dengan menggali kebenaran informasi tertentu dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi.
• Triangulasi sumber data juga dapat dilakukan dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.
• Ragam sumber akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.
D. Reliabilitas Kualitatif
Pada penelitian kualitatif sangat sulit mencari kondisi yang benar-benar sama. Selain itu karena manusia sebagai instrumen, faktor kelelahan dan kejenuhan akan berpengaruh. Kriteria kepastian berasal dari konsep objektifitas pada kuantitatif.
Dalam kenyataannya sesuatu dikatakan objektif jika tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, atau penemuan seseorang. Padahal pengalaman seseorang itu sangat subjektif, dan akan dapat dikatakan subjektif bila disepakati oleh beberapa orang.
Maka dari itu untuk kriteria kepastian atau reliabilitas ini tidak menekankan pada sumbernya, melainkan harus menekankan pada datanya.
Komentar
Posting Komentar