Fungsi Eksponensial

1. Fungsi Eksponensial
Fungsi eksponensial dengan bilangan pokok a didefinisikan sebagai:
f(x) = aˣ dengan a > 0 dan a ≠ 1
• a harus positif karena bilangan positif bisa dipangkatkan dengan bilangan real berapapun
• andaikan a = 1, selalu aˣ = 1 untuk setiap x ∈ R
• andaikan a = 0, selalu aˣ = 0 untuk setiap x > 0, dan tidak terdefinisi untuk x ≤ 0
• andaikan a negatif, aˣ menghasilkan bilangan kompleks untuk x bilangan rasional (dalam bentuk sederhana) berpenyebut genap, juga untuk x bilangan irasional.
Melihat pertimbangan ini, diharuskan a > 0 dan a ≠ 1 agar aˣ terdefisi untuk setiap x ∈ R.
Fungsi eksponensial bersifat:
• Kontinu
• Merupakan fungsi injektif (satu-satu)
• Domainnya adalah (–∞, ∞)
• Range nya adalah (0, ∞)

2. Sifat-Sifat Grafik Fungsi Eksponensial
Grafik fungsi eksponensial f(x) = aˣ memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Jika 0 < a < 1, maka kurva monoton turun. Artinya, grafiknya akan selalu menurun dari kiri ke kanan.
b. Jika a > 1, maka kurva monoton naik. Artinya, grafiknya akan selalu naik dari kiri ke kanan.
c. Memotong sumbu y = f(x) di titik (0, 1). Artinya, grafik akan selalu melalui titik (0,1).
d. Memiliki asimtot datar di y = 0 (Sumbu X). Artinya, grafik akan semakin mendekati sumbu x tetapi tidak pernah menyentuhnya.

3. Melukis Grafik Fungsi Eksponensial
Berikut cara melukis grafik fungsi eksponensial yang sudah digeser (shift left, shift right, shift up, shift down).
Misal f(x) = ax+b + c, berikut langkah-langkah melukis grafiknya:
a. Perhatikan nilai a, untuk 0 < a < 1, grafik monoton turun, sedangkan untuk a > 1, grafik monoton naik
b. Titik potong sumbu y
Untuk menentukan titik potong sumbu y, diharuskan x = 0.
y = f(0) = ab + c
Jadi, titik potong sumbu y adalah (0, ab + c).
c. Asimtot mendatar
Asimtot mendatar terjadi ketika nilai x semakin mendekati tak hingga, baik positif maupun negatif. Untuk menentukannya dengan melimitkan x menuju tak hingga:
Untuk fungsi f(x) = ax+b + c, kita dapat menentukan asimtot mendatarnya:
(i) Untuk 0 < a < 1:
(ii) Untuk a > 1:
Baik 0 < a < 1 maupun a > 1, asimtot mendatar untuk f(x) = ax+b + c adalah y = c.
Contoh:
Gambarkan grafik fungsi f(x) = 2x+1 – 3
• a = 2 > 1, sehingga grafik monoton naik
• Titik potong sumbu y
y = f(0) = 20+1 – 3 = –1
titik potong sumbu y adalah (0, –1)
• Asimtot mendatar
c = –3, sehingga asimtot mendatarnya adalah y = –3
• Titik bantu
x = –2 → y = f(–2) = 2-2+1 – 3 = –5/2, titik (–2, –5/2)
x = –1 → y = f(–1) = 2-1+1 – 3 = –2, titik (–1, –2)
x = 1 → y = f(1) = 21+1 – 3 = 1, titik (1, 1)
• Grafik

4. Pertumbuhan
Pertumbuhan secara eksponensial dapat dituliskan dalam bentuk:
f(x) = y = kaˣ, dengan a = p + 1 dan nilai p > 0. Nilai p ini menunjukkan laju pertumbuhan.
Jika a = p + 1, dan p > 0, maka fungsi eksponen f(x) = y = kaˣ dapat dinyatakan dalam bentuk:
f(x) = y = k(p + 1)ˣ
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita menemukan fenomena pertumbuhan atau pertambahan suatu besaran secara terus-menerus. Misalnya, pertumbuhan populasi, pertumbuhan investasi, atau pertumbuhan bakteri.
A. Pertumbuhan Diskrit
Jika pertumbuhan terjadi pada interval waktu tertentu (misalnya, setiap tahun), maka kita dapat menggunakan rumus berikut:
Pₜ = P₀(1 + i)ᵗ
Keterangan:
Pₜ: Nilai akhir setelah t periode
P₀: Nilai awal
i: Tingkat pertumbuhan per periode (dalam bentuk desimal)
t: Banyak periode
B. Pertumbuhan Kontinu
Jika pertumbuhan terjadi secara terus-menerus tanpa henti, maka kita dapat menggunakan rumus berikut:
Pₜ = P₀eⁱᵗ
Keterangan:
Pₜ, P₀, i, dan t sama seperti di atas
e: Bilangan Euler, sebuah konstanta matematika dengan nilai sekitar 2,718281828459
Contoh:
Adel menabung sebesar Rp 250.000 di suatu bank selama 5 tahun dengan bunga majemuk sebesar 10% per tahun. Pada setiap akhir tahun bunga pada tahun yang bersangkutan ditambahkan dengan uang yang tersimpan sehingga seluruhnya menjadi modal awal tahun berikutnya. Berapa uang Adel pada akhir tahun ke-4?
Bunga yang diberikan oleh bank adalah bunga majemuk, sehingga:
Mt = M₀(1 + i)ᵗ
Diketahui:
M₀ = Rp 250.000 (modal awal)
i = 10% = 0,1 (tingkat bunga per tahun)
t = 4 tahun (jangka waktu)
Oleh karena itu, besarnya uang Adel pada akhir tahun ke-4 adalah:
M₄ = Rp 250.000 (1 + 0,1)⁴
M₄ = Rp 250.000 × (1,1)⁴
M₄ = Rp 250.000 × 1,4641
M₄ = Rp 366.025
Jadi, besarnya uang Adel pada akhir tahun ke-4 adalah Rp 366.025.

5. Peluruhan atau Penyusutan
Penyusutan secara eksponensial dapat dituliskan dalam bentuk fungsi:
f(x) = y = kaˣ, dengan a = 1 – p.
di mana:
p: Merupakan laju penyusutan dan nilainya berada di antara 0 dan 1 (0 < p < 1).
Jika a = 1 – p > 0, k > 0, dan 0 < p < 1, maka fungsi eksponen f(x) = y = kaˣ dapat dinyatakan dalam bentuk:
f(x) = y = k(1 – p)ˣ
Apabila penyusutan terjadi secara kontinu, maka:
Pₜ = P₀e⁻λt 
Dengan:
Pₜ = sisa benda saat waktu t
P₀ = banyaknya benda mula-mula
λ = tetapan peluruhan
t = waktu
Contoh:
Pada pukul 05.00 massa suatu unsur radioaktif adalah 0,5 kg. Apabila laju peluruh unsur radioaktif tersebut adalah 2% setiap jam, hitunglah sisa unsur radioaktif pada pukul 09.00
k = 0,5
p = 2% = 0,02
x = 09.00 – 05.00 = 4 jam
y = k(1 – p)ˣ
= (0,5).(1 – 0,02)⁴
= (0,5).(0,98)⁴
= (0,5).(0,92236816)
= 0,46118408
Jadi, pada pukul 09.00 tersisa unsur radioaktif 0,46118408 kg.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

2024: Aritmatika Jilid XII

2025: ONMIPA (Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)