Analisis Korelasi Linear Sederhana

Analisis Korelasi merupakan suatu studi yang bertujuan untuk menentukan kekuatan atau derajat hubungan (the strength of association) linear antara variabel-variabel bebas dengan suatu variabel terikat. Sedangkan ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan tersebut disebut Koefisien Korelasi.
ρ atau ρxy Koefisien Korelasi Populasi X dan Y
r atau rxy Koefisien Korelasi Sampel X dan Y → r = ρ̂

1. Pengenalan Koefisien dan Arah Korelasi
Koefisien korelasi ρ (populasi) atau r (sampel) merupakan ukuran derajat hubungan atau kekuatan hubungan (relasi) linear antara variabel-variabel bebas X1, X2, …, dan Xk dengan variabel terikat Y. 
➢Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif berupa tanda bilangan
1) Korelasi Positif/Searah r > 0 → Variabel Bebas X bertambah mengakibatkan Variabel Terikat Y juga bertambah
2) Korelasi Negatif/Berlawanan r < 0 → Variabel Bebas X bertambah mengakibatkan Variabel Terikat Y berkurang
3) Korelasi Nol r = 0 → Arah yang tidak teratur
➢ Kuat hubungan dinyatakan dalam besar nilai koefisien korelasi dengan −1 ≤ r ≤ 1
➢ Tidak menggambarkan hubungan sebab-akibat
➢ Kuat atau tidaknya hubungan korelasi antara X dan Y yang dinyatakan dengan nilai dari koefisien korelasi terentang dari −1 sampai dengan 1 sehingga −1 ≤ 𝑟 ≤ 1
semakin mendekati 0 semakin lemah, dan semakin menjauhi 0 semakin kuat.

2. Kovariansi dan Variansi
• Kovariansi X dan Y
perhatikan
sehingga diperoleh
• Variansi
Variansi adalah kovariansi suatu variabel dengan dirinya sendiri, yaitu:

3. Rumus Koefisien Korelasi Linear
A. Koefisien Korelasi Linear
Koefisien korelasi linear 𝑋 dan 𝑌, yaitu 𝑟, didefinisikan sebagai:
bentuk alternatif untuk r:
➢ Bentuk alternatif koefisien korelasi momen produk Karl-Pearson → hubungan linear dua variabel numerik
➢ Bentuk alternatif r dengan koefisien b
B. Kuadrat dari Koefisien Korelasi Linear
Jadi, kuadrat dari koefisien korelasi linear adalah koefisien determinasi.
Jumlah kuadrat analisis regresi linear:
JKR = r² × JKT
JKG = (1 − r²) × JKT
C. Tafsiran Koefisien Korelasi
Jika korelasi positif, maka garis regresinya condong kearah kanan (gradien positif) dan jika korelasi negatif, maka garis regresi condong kearah kiri (gradien negatif).
1. Korelasi positif 𝑟 > 0 → Semakin tinggi 𝑋 akan diikuti semakin tinggi 𝑌
2. Korelasi negatif 𝑟 < 0 → Semakin tinggi 𝑋 akan diikuti semakin rendah 𝑌 dan sebaliknya

4. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Uji signifikansi koefisien korelasi bertujuan untuk melakukan generalisasi terhadap populasi mengenai ada tidaknya hubungan antara dua variabel berdasarkan data sampel.
A. Hipotesis Statistik
1. Uji Dua Pihak
H0: ρ = 0 (Tidak terdapat korelasi antara X dan Y)
H1: ρ ≠ 0 (Terdapat korelasi antara X dan Y)
2. Uji Satu Pihak Kanan
H0: ρ ≤ 0 (Tidak terdapat korelasi positif antara X dan Y) 
H1: ρ > 0 (Terdapat korelasi positif antara X dan Y) 
3. Uji Satu Pihak Kiri
H0: ρ ≥ 0 (Tidak terdapat korelasi negatif antara X dan Y) 
H1: ρ < 0 (Terdapat korelasi negatif antara X dan Y)
B. Stastistik Uji
dengan 𝑟: koefisien korelasi sampel dan 𝑛: banyak pasangan data
C. Daerah Kritis
▪ Daerah kritis uji dua pihak
DK = {t | t < –t½α; n – 2 ∨ t > t½α; n – 2}
▪ Daerah kritis uji satu pihak kanan
DK = {t | t > tα; n – 2}
▪ Daerah kritis uji satu pihak kiri
DK = {t | t < –tα; n – 2}
Contoh:
Penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel frekuensi penyiraman per pekan (x) dan kecepatan pertumbuhan tanaman (y) pada 10 kali eksperimen.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, ujilah apakah terdapat korelasi antara frekuensi penyiraman dan kecepatan pertumbuhan.
1. Hipotesis Statistik
H0: ρ = 0 (Tidak terdapat korelasi antara frekuensi penyiraman dan kecepatan pertumbuhan)
H1: ρ ≠ 0 (Terdapat korelasi antara frekuensi penyiraman dan kecepatan pertumbuhan)
2. Taraf Signifikansi
α = 5% = 0,05
3. Statistik Uji
koefisien korelasi
t hitung
4. Daerah Kritis dan Statistik Uji
Titik kritis ±t½α; n – 2 = ±t0,025; 8 = ±2,306
DK = {t | t < –t½α; n – 2 ∨ t > t½α; n – 2} = {t | t < –2,306 ∨ t > 2,306}
t = 11,988 > 2,306 sehingga t ∈ DK, akibatnya H0 ditolak dan H1 diterima.
5. Kesimpulan
Terdapat korelasi antara frekuensi penyiraman dan kecepatan pertumbuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

2024: Aritmatika Jilid XII

2025: ONMIPA (Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)