ANOVA-1 Faktor Sel Sama

Anova satu faktor hanya terdapat satu variabel bebas (skala nominal) pada k populasi. Pada penelitian diambil k sampel dimana setiap sampel diambil dari populasi-populasi (pengertian populasi berbeda dengan pengertian pada metodologi penelitian) dengan setiap sampel mendapatkan perlakuannya masing-masing.
Misal akan diuji ada tidaknya pengaruh waktu mengajar (pagi, siang, dan sore) terhadap prestasi belajar → apakah waktu pagi, siang, dan sore memberikan perbedaan terhadap prestasi belajar atau tidak?
Variabel waktu (pagi, siang, sore) merupakan variabel bebas dan hanya terdapat satu variabel bebas yang bersifat nominal, sehingga terdiri dari tiga kelompok sampel, yaitu kelompok siswa yang belajar pagi, kelompok siswa yang belajar siang, dan kelompok siswa yang belajar sore.

ANOVA Satu Faktor Sel Sama merupakan mendasarkan pada ukuran setiap sampel yang sama.

1. Hipotesis Statistik
Misalkan terdapat k perlakuan. Pasangan hipotesis yang akan diuji sebagai berikut.
• Alternatif 1
H0: Tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
H1: Terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
• Alternatif 2
H0: μ1 = μ2 = ... = μk 
H1: μi ≠ μj, (∃i ≠ j), dengan 1 ≤ i ≤ k, 1 ≤ j ≤ k
→ Terdapat paling sedikit dua rerata yang tidak sama
• Alternatif 3 (Simbol α menunjukkan efek perlakuan)
H0: α1 = α2 = ... = αk = 0
H1: αi ≠ 0, ∃i, dengan 1 ≤ i ≤ k

2. Model Data
Misalkan Xij menyatakan data ke-i dari populasi ke-j. Data Xij dinyatakan dalam model matematis sebagai berikut:
Xij = μj + εij 
Keterangan:
μj: rata-rata populasi ke-j
εij: deviasi Xij terhadap rerata populasi/galat (error) → εij = Xij − μj 
Misalkan rata-rata seluruh data pada k populasi adalah μ, maka μj = μ + αj dengan αj adalah efek perlakuan ke-j.
dengan αj menunjukkan efek perlakuan ke-j terhadap variabel terikat pada populasi ke-j. Akibatnya model data menjadi:
Xij = μ + αj + εij 

3. Tata Letak Data
Anova Satu Faktor Sel Sama didasarkan pada ukuran dari setiap sampel yang sama. Jika terdapat 𝑘 sampel yang masing-masing berukuran 𝑛, maka terdapat sebanyak 𝑛𝑘 data amatan.
▪ Data 𝑋𝑖𝑗 adalah data amatan ke-i pada perlakuan ke-j (sampel ke-j). 
▪ 𝑇𝑗 adalah jumlah data amatan sampel ke-j.
▪ 𝑋¯𝑗 adalah rerata sampel ke-j
▪ T adalah jumlah seluruh data amatan
▪ 𝑋¯ adalah rerata seluruh data amatan

4. Komputasi
Prinsip dasar Anova adalah perbandingan dua estimator independen untuk varians seluruh populasi (σ²). Estimator-estimator tersebut diperoleh dari pemisahan variansi data amatan pada seluruh sampel menjadi dua komponen:
• Estimator variansi antar komponen (Variance Between the Sample Means) → Variansi Sampel
• Estimator variansi dalam kelompok (Variance Within k Samples) → Variansi Sampel
Variansi seluruh data amatan 𝑘 sampel (ukuran 𝑛𝑘)
Jumlah kuadrat
• Jumlah kuadrat perlakuan (JKP)
Karena bentuk yang dalam kurung tidak terikat dengan i, boleh juga dituliskan:
• Jumlah kuadrat galat / sesatan (JKG / JKS)
• Jumlah kuadrat total (JKT)
Perhatikan
Ingat kembali bahwa:
Sehingga
Jadi, JKP + JKG = JKT

5. Estimator
A. Estimator Variansi Antar Kelompok 𝜎²
Jika H0 benar, maka s1² estimator tak bias untuk 𝜎²
Jika H1 benar, maka s1² jauh melebihi 𝜎² (JKP cenderung besar)
B. Estimator Variansi Dalam Kelompok 𝜎²
Estimator ini tak bias untuk 𝜎², terlepas dari H0 atau H1 benar.
Jika H0 benar, maka rasio s1² dan s2² dinyatakan dengan Uji Fisher dengan derajat kebebasan k − 1 dan nk − k, statistik uji:
RKP: Rerata Kuadrat Perlakuan → Estimator Variansi Antar Kelompok
RKG: Rerata Kuadrat Galat → Estimator Variansi Dalam Kelompok
Formula Praktis
➢ Jumlah Kuadrat Total
Ingat kembali bahwa
Sehingga
Jadi,
➢ Jumlah Kuadrat Perlakuan
Jadi,
➢ Jumlah Kuadrat Galat
JKG = JKT − JKP
Jadi,

6. Daerah Kritis
➢ s1² jauh melebihi 𝜎², daerah kritis untuk uji F adalah:
DK = {F | F > Fα; k − 1; nk − k}
dengan Fα; k − 1; nk − k adalah nilai F tabel dengan taraf signifikansi 𝛼 dan derajat kebebasan k − 1 (db pembilang, 𝑣1) dan 𝑛𝑘 − 𝑘 (db penyebut, 𝑣2)

7. Tabel ANOVA 1 Faktor Sel Sama
SV: Sumber variansi
JK: Jumlah kuadrat
JKP: Jumlah kuadrat perlakuan
JKG: Jumlah kuadrat galat
JKT: Jumlah kuadrat total
db: Derajat kebebasan
RK: Rerata kuadrat, dirumuskan RK = JK/db
RKP: Rerata kuadrat perlakuan
RKG: Rerata kuadrat galat
k: Banyak kelompok
n: Banyak anggota per kelompok

Contoh Soal
Seorang produsen kertas kantong belanja ingin meningkatkan kekuatan tarik produknya. Mereka menduga bahwa kekuatan tarik dipengaruhi oleh konsentrasi kayu keras dalam pulp. Untuk menyelidiki hal ini, mereka melakukan percobaan dengan empat tingkat konsentrasi kayu keras (5%, 10%, 15%, dan 20%). Enam spesimen uji dibuat untuk setiap tingkat konsentrasi, sehingga total ada 24 spesimen. Semua spesimen diuji secara acak pada alat uji tarik laboratorium. Data dari percobaan ini akan ditampilkan dalam tabel berikut:

Konsentrasi

Observasi

Total

Rerata

1

2

3

4

5

6

5

7

8

15

11

9

10

60

10,00

10

12

17

13

18

19

15

94

15,67

15

14

18

19

17

16

18

102

17,00

20

19

25

22

23

18

20

127

21,17

Grand Total

 

 

 

 

 

 

383

15,96

Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Statistik
H0: μ1 = μ2 = μ3 = μ4 
H1: μi ≠ μj, (∃i ≠ j), dengan 1 ≤ i ≤ 4, 1 ≤ j ≤ 4
2. Taraf Signifikansi
α = 5% = 0,05
3. Statistik Uji
➢ Jumlah kuadrat total
➢ Jumlah kuadrat perlakuan
➢ Jumlah kuadrat galat
➢ Rerata kuadrat perlakuan
➢ Rerata kuadrat galat
➢ F hitung
jika disusun ke dalam tabel, menjadi:

SV

JK

db

RK

Fhit

Perlakuan

382,7917

3

127,5972

19,60521

Galat

130,1667

20

6,5083

 

Total

512,9583

23

 

 

4. Daerah Kritis
DK = {F | F > F0,05; 3; 20} = {F | F > 3,098391}
5. Keputusan Uji
F = 19,60521 > 3,098391 yang berarti F ∈ DK, sehingga H0 ditolak. Ini berarti H1 diterima yaitu terdapat paling sedikit dua rerata yang tidak sama.
6. Kesimpulan
Terdapat perbedaan pengaruh konsentrasi kayu keras terhadap kekuatan tarik.

Perhatikan bahwa kesimpulan pengujian yang dilakukan menunjukkan terdapat perbedaan efek dari keempat konsentrasi kayu keras. Akan tetapi, sejauh pengujian ANOVA Satu Faktor Sel Sama yang dilakukan belum dapat melihat diantara keempat tingkat konsentrasi tersebut yang memberikan efek paling baik, yaitu kekuatan tarik terkuat.
Permasalahan tersebut merupakan suatu ‘catatan’ untuk ANOVA Satu Faktor Sel Sama. Akibatnya untuk menjawab permasalahan tersebut diperlukan suatu uji lanjutan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

2025: ONMIPA (Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)

2024: Aritmatika Jilid XII