ANOVA-2 Faktor Sel Tak Sama
ANOVA Dua Faktor Sel Tidak Sama pada dasarnya serupa dengan ANOVA Dua Faktor Sel Sama. ANOVA Dua Faktor Sel Tidak Sama memiliki banyak data amatan dalam sel yang berbeda untuk setiap sel-selnya.
1. Model Data
Model data ANOVA-2 faktor sebagai berikut:
Xijk = μ + αi + βj + (αβ)ij + εijk
Keterangan
Xijk : Data ke-k pada baris ke-i kolom ke-j
μ : Rerata seluruh data
αi : Efek baris ke-i pada variabel terikat, dirumuskan αi = μi − μ
βj : Efek kolom ke-j pada variabel terikat, dirumuskan βj = μj − μ
(αβ)ij : Interaksi baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat, dirumuskan (αβ)ij = μij − (μ + αi + βj)
bisa juga dirumuskan (αβ)ij = μij − μi* − μ*j + μ
εijk : Deviasi data Xijk terhadap rata-rata populasi yang berdistribusi normal dengan rata-rata 0
i: Nomor baris, dengan 1 ≤ i ≤ p, sedangkan p adalah banyak baris
j: Nomor kolom, dengan 1 ≤ j ≤ q, sedangkan q adalah banyak kolom
k: Nomor data pada sel, dengan 1 ≤ k ≤ nij, sedangkan nij adalah banyak data pada sel yang bersangkutan.
Pada model ini berlaku:
2. Hipotesis
• Alternatif 1
H0A: Tidak terdapat perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat
H1A: Terdapat perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat
H0B: Tidak terdapat perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat
H1B: Terdapat perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat
H0AB: Tidak terdapat interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat
H1AB: Terdapat interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat
• Alternatif 2
H0A: αi = 0, ∀i
H1A: αi ≠ 0, ∃i, dengan 1 ≤ i ≤ p
H0B: βj = 0, ∀j
H1B: βj ≠ 0, ∃j, dengan 1 ≤ j ≤ q
H0AB: (αβ)ij = 0, ∀ij
H1AB: (αβ)ij ≠ 0, ∃ij
3. Komputasi
A. Jumlah Kuadrat
• Jumlah kuadrat antar baris (JKA)
• Jumlah kuadrat antar kolom (JKB)
• Jumlah kuadrat interaksi (JKAB)
• Jumlah kuadrat galat (JKG)
• Jumlah kuadrat total (JKT)
Hubungan antar jumlah kuadrat:
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
B. Derajat Kebebasan
Berikut derajat kebebasan untuk masing-masing sumber variansi:
Faktor A = p − 1
Faktor B = q − 1
Interaksi AB = (p − 1)(q − 1)
Galat = N − pq
Total = N − 1
C. Rerata Kuadrat
Rerata kuadrat adalah jumlah kuadrat dibagi derajat kebebasan.
RKA = JKA/(p − 1)
RKB = JKB/(q − 1)
RKAB = JKAB/[(p − 1)(q − 1)]
RKG = JKG/[N − pq]
D. Statistik Uji
Fa = RKA/RKG
Fb = RKB/RKG
Fab = RKAB/RKG
4. Daerah Kritis
Daerah kritis atau daerah penolakan H0 untuk setiap pengujian sebagai berikut.
A. Daerah kritis untuk Fa
DK = {Fa | Fa > Fα; p − 1; N − pq}
Fα; p − 1; N − pq nilai dari tabel F dengan taraf signifikansi α dan derajat kebebasan v₁ = p − 1 dan v₂ = N − pq.
B. Daerah kritis untuk Fb
DK = {Fb | Fb > Fα; q − 1; N − pq}
Fα; q − 1; N − pq nilai dari tabel F dengan taraf signifikansi α dan derajat kebebasan v₁ = q − 1 dan v₂ = N − pq.
C. Daerah kritis untuk Fab
DK = {Fab | Fab > Fα; (p − 1)(q − 1); N − pq}
Fα; (p − 1)(p − 1); N − pq nilai dari tabel F dengan taraf signifikansi α dan derajat kebebasan v₁ = (p − 1)(q − 1) dan v₂ = N − pq.
5. Tabel ANOVA 2 Faktor Sel Tak Sama
Seorang peneliti ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh model (STAD dan Langsung) dan gaya belajar siswa yang berbeda (visual, auditori, kinestetik) terhadap prestasi belajar, data sebagai berikut:
Model |
Gaya Belajar |
||||||
Visual |
Auditori |
Kinestetik |
|||||
STAD |
70 |
90 |
95 |
60 |
85 |
45 |
70 |
75 |
90 |
70 |
85 |
60 |
75 |
||
85 |
90 |
75 |
90 |
60 |
75 |
||
90 |
90 |
75 |
90 |
70 |
|||
90 |
95 |
80 |
70 |
||||
Langsung |
65 |
75 |
90 |
55 |
70 |
40 |
65 |
70 |
85 |
60 |
70 |
45 |
65 |
||
75 |
85 |
60 |
75 |
55 |
70 |
||
75 |
90 |
65 |
75 |
60 |
|||
75 |
90 |
70 |
80 |
60 |
Model |
Gaya Belajar |
|||
Visual |
Auditori |
Kinestetik |
Total |
|
STAD |
960 |
710 |
525 |
2195 |
Langsung |
875 |
680 |
460 |
2015 |
Total |
1835 |
1390 |
985 |
4210 |
Model |
Gaya Belajar |
|||
Visual |
Auditori |
Kinestetik |
Total |
|
STAD |
11 |
9 |
8 |
28 |
Langsung |
11 |
10 |
8 |
29 |
Total |
22 |
19 |
16 |
57 |
1. Hipotesis
H0A: αi = 0, ∀i
H1A: αi ≠ 0, ∃i, dengan i = 1, 2
H0B: βj = 0, ∀j
H1B: βj ≠ 0, ∃j, dengan j = 1, 2
H0AB: (αβ)ij = 0, ∀ij
H1AB: (αβ)ij ≠ 0, ∃ij
2. Taraf Signifikansi
α = 5% = 0,05
3. Statistik Uji
➢ Jumlah kuadrat baris
➢ Jumlah kuadrat kolom
➢ Jumlah kuadrat interaksi
➢ Jumlah kuadrat galat
➢ Rerata kuadrat baris
➢ Rerata kuadrat kolom
➢ Rerata kuadrat interaksi
➢ Rerata kuadrat galat
➢ F hitung
Jika disusun ke dalam tabel, menjadi:
SV |
db |
JK |
RK |
F |
Model |
1 |
1130,957 |
1130,957 |
13,69499 |
Gaya |
2 |
4435,095 |
2217,548 |
26,85273 |
Interaksi |
2 |
23,15178 |
11,57589 |
0,140175 |
Galat |
51 |
4211,673 |
82,58182 |
|
Total |
56 |
9800,877 |
175,0157 |
4. Daerah Kritis dan Keputusan Uji
a. Daerah kritis untuk Fa
DK = {Fa | Fa > Fα; p − 1; N − pq} = {Fa | Fa > F0,05; 1; 51} = {Fa | Fa > 4,030393}
Karena Fa = 13,695 > 4,030 maka Fa ∈ DK sehingga H0A ditolak. Ini berarti H1A diterima.
b. Daerah kritis untuk Fb
DK = {Fb | Fb > Fα; q − 1; N − pq} = {Fb | Fb > F0,05; 2; 51} = {Fb | Fb > 3,178799}
Karena Fb = 26,853 > 3,179 maka Fb ∈ DK sehingga H0B ditolak. Ini berarti H1B diterima.
c. Daerah kritis untuk Fab
DK = {Fab | Fab > Fα; (p − 1)(q − 1); N − pq} = {Fab | Fab > F0,05; 2; 51} = {Fab | Fab > 3,178799}
Karena Fab = 0,140 < 3,179 maka Fab ∉ DK sehingga H0AB diterima.
5. Kesimpulan
a. Model belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dengan kata lain, terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajar dengan model STAD dan langsung.
b. Gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dengan kata lain, terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajar dengan gaya visual, auditori, dan kinestetik.
c. Tidak terdapat interaksi antara model dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.
Catatan: Kesimpulan di atas dapat dikembangkan lebih lanjut jika sudah dilakukan uji Lanjut ANOVA Dua Faktor (Uji Komparasi Ganda) termasuk dengan melihat hasil pengujian untuk Interaksi.
Komentar
Posting Komentar