Subgrup dan Grup Siklis
1. Konsep Dasar Subgrup
A. Definisi Subgrup
Misal H ⊆ G dan (G, *) membentuk grup. Jika (H, *) membentuk grup, maka dikatakan H merupakan subgrup dari G, dituliskan H ≤ G. Sedangkan untuk H ≠ G, dituliskan H < G.
B. Subgrup Trivial
Sebarang grup G setidaknya memiliki subgrup trivial, yaitu subgrup identitas {e}, dan G itu sendiri. Adapun jika ada subgrup lainnya, maka dikatakan sebagai subgrup sejati.
C. Elemen Identitas dan Invers Subgrup
Misal H subgrup dari G. Berikut ini keterkaitan elemen identitas dan inversnya:
• Elemen identitas di H dan elemen identitas di G adalah elemen yang sama
• Invers dari elemen a di H dan invers dari elemen a di G adalah elemen yang sama
D. Operasi Subset
Misal a ∈ G dan dua himpunan H, K ⊆ G; berikut ini didefinisikan:
• HK = {hk: h ∈ H, k ∈ K}
• H⁻¹ = {h⁻¹: h ∈ H}
• aH = {ah: h ∈ H} dan Ha = {ha: h ∈ H}
Berikut ini contoh subgrup:
1. Untuk operasi penjumlahan bilangan, berlaku (ℤ, +) < (ℚ, +) < (ℝ, +) < (ℂ, +)
2. Misal k ∈ ℕ. Didefinisikan kℤ = {ka: a ∈ ℤ}. Berlaku (kℤ, +) < (ℤ, +). Selanjutnya jika m merupakan kelipatan dari k, maka (mℤ, +) ≤ (kℤ, +).
2. Pengecekan Subgrup
Misal himpunan tak kosong H ⊆ G dan (G, *) membentuk grup, pernyataan berikut ekivalen:
a. H subgrup dari G
b. Jika a, b ∈ H; maka ab ∈ H dan a⁻¹ ∈ H
c. HH ⊆ H dan H⁻¹ ⊆ H
d. HH = H dan H⁻¹ = H
e. Jika a, b ∈ H; maka ab⁻¹ ∈ H
f. HH⁻¹ ⊆ H
g. HH⁻¹ = H
Bukti:
(a ⇒ b) Karena H tertutup terhadap * dan invers dari elemen di H sama dengan invers dari elemen di G
(b ⇒ c) Ini benar menurut definisi HK dan H⁻¹
(c ⇒ d) Ambil sebarang a ∈ H
e = aa⁻¹ ∈ HH⁻¹ ⊆ HH ⊆ H, ini berarti e ∈ H
Akibatnya H = He ⊆ HH ⊆ H, berarti HH = H
Juga H = (H⁻¹)⁻¹ ⊆ H⁻¹ ⊆ H, berarti H⁻¹ = H
(d ⇒ e) Jika a, b ∈ H; maka ab⁻¹ ∈ HH⁻¹ ⊆ HH ⊆ H
(e ⇒ f) Ini benar menurut definisi HK dan H⁻¹
(f ⇒ g) e = aa⁻¹ ∈ HH⁻¹ ⊆ HH ⊆ H, ini berarti e ∈ H
Akibatnya H = He = He⁻¹ ⊆ HH⁻¹ ⊆ H, berarti HH⁻¹ = H
(g ⇒ a) Ambil sebarang a, b ∈ H
e = aa⁻¹ ∈ HH⁻¹ = H, ini berarti operasi * di H memiliki identitas
a⁻¹ = ea⁻¹ ∈ HH⁻¹ = H, ini berarti operasi * di H memiliki invers
ab = a(b⁻¹)⁻¹ ∈ HH⁻¹ = H, ini berarti operasi * di H bersifat terutup
Operasi * di G bersifat asosiatif, sehingga juga asosiatif di setiap subsetnya, termasuk H
Jadi, H subgrup dari G.
Karena pernyataan (b) sampai (g) ekivalen dengan (a), kita memiliki berbagai cara untuk mengecek subgrup.
3. Subgrup Pusat
A. Subgrup Pusat Total
Untuk sembarang grup G dapat dibentuk himpunan
C(G) = {g ∈ G | gh = hg, ∀h ∈ G}
yang disebut pusat (center) grup G. Pusat C(G) ini merupakan subgrup komutatif dari G, sebagaimana dinyatakan berikut:
"Untuk sembarang grup G, pusatnya yaitu C(G) adalah subgrup komutatif di G."
Bukti:
Pertama akan ditunjukkan bahwa C(G) tidak kosong. Hal ini dipenuhi karena elemen identitas e pasti komutatif dengan sembarang elemen h di G, sehingga e ∈ C(G). Selanjutnya ambil sembarang g dan h di C(G) dan sembarang a di G. Oleh karena itu berlaku ha = ah, operasikan dengan h⁻¹ di kanan
hah⁻¹ = a, operasikan dengan h⁻¹ di kiri
ah⁻¹ = h⁻¹a
yang berarti h⁻¹ ∈ C(G). Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa gh⁻¹ berada di C(G), yaitu
(gh⁻¹)a = g(h⁻¹a) = g(ah⁻¹) = (ga)h⁻¹ = a(gh⁻¹).
Jadi terbukti C(G) merupakan subgrup komutatif di G.
Contoh:
Misal GL₂(ℝ) adalah himpunan semua matriks berukuran 2 × 2 yang determinannya taknol. Operasi perkalian di GL₂(ℝ) membentuk grup yang tidak komutatif. Meskipun demikian, ada subset dari GL₂(ℝ) yang mana operasi perkalian matriks di dalamnya membentuk grup komutatif.
Subset tersebut adalah himpunan semua matriks skalar taknol berukuran 2 × 2. Oleh karena itu, subset tersebut dapat disimbolkan sebagai C(GL₂(ℝ)).
B. Subgrup Pusat Elementer
"Diberikan p ∈ G, didefinisikan subset sentral terhadap p sebagai C(p) = {a ∈ G | pa = ap}. Subset ini merupakan subgrup dari G."
Bukti:
• Ketertutupan
Ambil sebarang a, b ∈ C(p); berlaku pa = ap dan pb = bp.
p(ab) = (pa)b = (ap)b = a(pb) = a(bp) = (ab)p
Ini berarti ab ∈ C(p).
• Asosiatif
Operasi pada G bersifat asosiatif, sehingga juga asosiatif untuk setiap subsetnya, termasuk C(p).
• Identitas
Misal dipilih e sebagai elemen identitas, jelas bahwa pe = p = ep, sehingga e ∈ C(p).
• Invers
Ambil sebarang a ∈ C(p) ⊆ G; berlaku pa = ap dan terdapat a⁻¹ sehingga aa⁻¹ = e = a⁻¹a.
a⁻¹p = a⁻¹(pe) = a⁻¹(p(aa⁻¹)) = a⁻¹(pa)(a⁻¹) = a⁻¹(ap)(a⁻¹) = (a⁻¹a)(pa⁻¹) = e(pa⁻¹) = pa⁻¹.
Ini berarti a⁻¹ ∈ C(p).
Catatan:
Subset ini secara umum tidak komutatif, dimana untuk sebarang G selalu berlaku C(e) = G, sedangkan untuk G tidak komutatif berakibat C(e) juga tidak komutatif.
4. Elemen Pengawet Subset
Misalkan A ⊆ G, A ≠ ∅. Kita definisikan Gₐ := {g ∈ G: gA = A}.
Kita tinjau terlebih dahulu makna dari gA = A. Ingat kembali bahwa dua himpunan sama jika saling subset. Pada satu sisi, gA = A memberikan ga ∈ A, untuk semua a ∈ A, sedangkan pada sisi lain, ia memberikan bahwa untuk setiap a ∈ A, terdapat b ∈ A demikian, sehingga a = gb.
Perhatikan bahwa e ∈ Gₐ, sehingga Gₐ ≠ ∅. Selanjutnya misalkan g, h ∈ Gₐ. Dengan demikian gA = A dan hA = A. Akan kita perlihatkan bahwa gh ∈ Gₐ dan g⁻¹ ∈ Gₐ, yaitu dengan menunjukkan bahwa (gh)A = A dan g⁻¹A = A.
Perhatikan bahwa (gh)A = {(gh)a : a ∈ A} = {g(ha) : a ∈ A} = g(hA) = gA = A.
Selanjutnya, misalkan a ∈ A. Maka terdapat b ∈ A demikian, sehingga a = gb. Akibatnya g⁻¹a = b ∈ A. Dengan demikian, g⁻¹A ⊆ A.
Di pihak lain, ga ∈ A, katakan ga = c ∈ A. Akibatnya a = g⁻¹c ∈ g⁻¹X. Dengan demikian, X ⊆ g⁻¹X. Jadi g⁻¹X = X seperti yang diinginkan.
Jadi, Gₐ merupakan subgrup dari G.
5. Operasi Subgrup
A. Kesubgrupan irisan subgrup
Irisan dua subgrup merupakan subgrup.
Bukti:
Akan dibuktikan bahwa jika H dan K subgrup dari G, maka H ∩ K juga subgrup dari G.
Jelas bahwa H ∩ K ⊆ G dan H ∩ K ≠ ∅ karena e ∈ H ∩ K.
Ambil sebarang a, b ∈ H ∩ K, akibatnya a dan b berada di H dan K.
Karena H dan K subgrup berlaku b⁻¹ ∈ H ∩ K. Karena a dan b⁻¹ termuat di H ∩ K, disimpulkan ab⁻¹ ∈ H dan ab⁻¹ ∈ K sehingga ab⁻¹ ∈ H ∩ K.
Catatan: Irisan dua subgrup dapat dipastikan merupakan subgrup, bahkan baru saja kita membuktikannya. Akan tetapi, gabungan dua subgrup tidak dapat dipastikan merupakan subgrup.
B. Kesubgrupan perkalian subgrup
Misalkan H, K dua subgrup dari G. Hasil kali HK ≤ G jika dan hanya jika KH ⊆ HK.
Bukti:
(⇐) Pertama-tama H = He ⊆ HK, sehingga HK ≠ ∅.
Misalkan a, b ∈ HK; a = h₁k₁ dan b = h₂k₂, untuk suatu h₁,h₂ ∈ H, k₁,k₂ ∈ K. Perhatikan bahwa
ab⁻¹ = (h₁k₁)(h₂k₂)⁻¹ = h₁k₁k₂⁻¹h₂⁻¹.
Karena k₁k₂⁻¹h₂⁻¹ = (k₁k₂⁻¹)h₂⁻¹ ∈ KH dan KH ⊆ HK, maka k₁k₂⁻¹h₂⁻¹ ∈ HK. Dengan demikian k₁k₂⁻¹h₂⁻¹ = h₃k₃, untuk suatu h₃ ∈ H, k₃ ∈ K.
Jadi ab⁻¹ = h₁(k₁k₂⁻¹h₂⁻¹) = h₁(h₃k₃) = (h₁h₃)k₃ ∈ HK.
(⇒) Diberikan HK ≤ G. Misalkan a ∈ KH, dengan a = kh, untuk suatu k ∈ K, h ∈ H. Misal b = hk. Karena HK subgrup dan b ∈ HK, maka hak = h(kh)(hk) = (hk)(hk) = b² ∈ HK. Misalkan b² = h₁k₁, untuk suatu h₁ ∈ H, k₁ ∈ K. Maka hak = h₁k₁, sehingga a = h⁻¹(h₁k₁)k⁻¹ = (h⁻¹h₁)(k₁k⁻¹) ∈ HK. Kita simpulkan bahwa jika a ∈ KH, maka a ∈ HK, yaitu KH ⊆ HK.
C. Lebih lanjut perkalian subgrup
Misalkan H, K dua subgrup dari G, pernyataan berikut ekivalen:
(i) HK ≤ G
(ii) KH ⊆ HK
(iii) KH = HK
D. Kesubgrupan perkalian elemen dengan subgrup dan inversnya
Misal H ≤ G dan g ∈ G. Diperoleh gHg⁻¹ ≤ G dan |gHg⁻¹| = |H|.
6. Subgrup Siklis dan Fitur-Fiturnya
A. Definisi Subgrup Siklis
Misalkan a ∈ G. Himpunan semua pangkat dari a, yaitu {aᵐ : m ∈ ℤ} adalah subgrup dari G. Subgrup seperti ini kita namakan subgrup siklis yang dibangun oleh a dan dituliskan sebagai ⟨a⟩.
B. Subgrup Terkecil yang Memuat Elemen
Misalkan a ∈ H ≤ G. Secara umum, aᵐ ∈ H, ∀m ∈ ℤ. Ini menunjukkan bahwa jika H subgrup dari G yang memuat a, maka ⟨a⟩ ≤ H. Akibatnya, ⟨a⟩ adalah subgrup terkecil dari G yang memuat a.
⟨a⟩ merupakan irisan semua subgrup yang memuat a.
C. Subgrup Terkecil yang Memuat Himpunan
Misalkan A ⊆ G. Subgrup terkecil dari G yang memuat A adalah subgrup ⟨A⟩ yang memenuhi
• A ⊆ ⟨A⟩, dan
• jika A ⊆ H ≤ G, maka ⟨A⟩ ≤ H.
D. Orde Grup Siklis
Orde dari a adalah bilangan asli terkecil m yang memenuhi aᵐ = e. Dalam hal ini dituliskan o(a) = m. Adapun jika A grup siklis, orde dari A disimbolkan |A|. Lebih lanjut jika A = ⟨a⟩ maka o(a) = |A|. Boleh juga dituliskan o(a) = o(⟨a⟩).
Catatan: Orde bisa berhingga maupun tak hingga.
Berikut ini contoh-contoh:
1. Misal k ∈ ℕ. Didefinisikan kℤ = {ka: a ∈ ℤ}. Himpunan kℤ yang dilengkapi operasi penjumlahan merupakan subgrup siklis dari ℤ yang dibangun oleh k. Selain itu, kℤ juga dibangun oleh –k. Oleh karena itu boleh dituliskan (kℤ, +) = ⟨k⟩ = ⟨–k⟩.
2. (ℤ, +) dibangun oleh 1, juga oleh –1, sehingga boleh dituliskan (ℤ, +) = ⟨1⟩ = ⟨–1⟩.
3. (ℤₙ, +) dibangun oleh anggota-anggotanya yang koprim dengan n. Sebagai contoh, (ℤ₁₂, +) dibangun oleh 1, 5, 7, dan 11.
4. (ℚ, +) bukan grup siklis.
Bukti:
Andaikan ℚ adalah grup siklis, terdapat suatu elemen pembangun p/q sehingga ℚ = ⟨p/q⟩, dengan p dan q bilangan-bilangan bulat yang koprim. Perhatikan bahwa p/(2q) ∈ ℚ, sehingga terdapat bilangan bulat n ≠ 0 dan p/(2q) = n(p/q). Akibatnya diperoleh 1/2 = n ∈ Z, suatu kontradiksi. Jadi pengandaian harus diingkari, yang benar adalah ℚ bukan grup siklis.
7. Sifat-Sifat Grup Siklis
A. Sifat Komutatif
"Setiap grup siklis merupakan grup komutatif".
Bukti:
Ambil sebarang a, b ∈ G. Dikarenakan G grup siklis, terdapat bilangan bulat n dan m sehingga a = gⁿ dan b = gᵐ.
ab = gⁿgᵐ = gⁿ⁺ᵐ = gᵐ⁺ⁿ = gᵐgⁿ = ba.
Jadi, G merupakan grup komutatif.
Catatan: Teorema ini tidak berlaku kebalikan, dimana ada grup komutatif yang tidak siklis, contohnya (ℚ, +).
B. Anggota-Anggota Grup Siklis Berhingga
Misal grup siklis ⟨g⟩ berorde n. ⟨g⟩ = {e, g, g², ..., gⁿ⁻¹}
C. Kesamaan Banyak Anggota dan Orde
Orde dari grup siklis sama dengan banyak anggotanya.
D. Eksistensi Elemen Berorde Maksimum
Grup berhingga G merupakan grup siklis jika dan hanya jika (∃g ∈ G) ∋ o(g) = |G|.
E. Siklisitas Subgrup
Setiap subgrup dari grup siklis merupakan subgrup siklis.
F. Grup Kecil
Grup dengan 3 anggota merupakan grup siklis.
Bukti:
Misal G = {e, a, b} dengan e elemen identitas.
Karena G grup, diharuskan b = a⁻¹, karena b satu-satunya elemen yang bukan a dan bukan e.
Selain itu, tidak mungkin aa = e, karena ab = e dan a ≠ b.
Juga tidak mungkin aa = a, karena ae = a dan a ≠ e.
Sehingga diharuskan aa = a² = b = a⁻¹, selanjutnya a³ = aa² = ab = e.
Hal yang sama juga berlaku untuk b.
Jadi, G grup siklis dimana a dan b masing-masing merupakan pembangun.
8. Lebih Lanjut Seputar Orde Elemen
Misal diberikan grup (G, *) dan a ∈ G. Berikut ini seputar orde dari a:
A. Orde Tak Hingga
o(a) = ∞ artinya (∀n ∈ ℕ). aⁿ ≠ e
B. Orde Berhingga
Misal o(a) = n, artinya n adalah bilangan asli terkecil sehingga aⁿ = e
C. Keterbagian Orde Berhingga
Misal n adalah orde dari a, berlaku:
aᵏ = e jika dan hanya jika n membagi habis k.
Bukti:
(i) aᵏ = e ⇒ n | k
Kontraposisi: n ∤ k ⇒ aᵏ ≠ e
n ∤ k berarti k = mn + p; untuk suatu bilangan bulat m dan p dengan 0 < p < n; sehingga
aᵏ = aᵐⁿ⁺ᵖ = aⁿᵐaᵖ = eᵐaᵖ = ap ≠ e
Jadi, n ∤ k ⇒ aᵏ ≠ e. Kontraposisinya adalah aᵏ = e ⇒ n | k.
(ii) n | k ⇒ aᵏ = e
n | k berarti k = mn, untuk suatu bilangan bulat m, sehingga
aᵏ = aᵐⁿ = aⁿᵐ = eᵐ = e.
9. Subgrup Siklis yang Dibangun oleh Gabungan Dua Subgrup
Diberikan H dan K subgrup-subgrup di dalam grup G. Hasil kali H dan K, yaitu HK, merupakan subgrup jika dan hanya jika HK = ⟨H ∪ K⟩.
Bukti:
(⇒). Diketahui HK adalah subgrup. Ambil sebarang h ∈ H. Akibatnya h = he ∈ HK, sehingga disimpulkan H ⊆ HK. Dengan argumentasi yang sama diperoleh juga K ⊆ HK. Jadi H ∪ K ⊆ HK. Karena ⟨H ∪ K⟩ adalah subgrup terkecil yang memuat H ∪ K, maka ⟨H ∪ K⟩ ⊆ HK. Sekarang perhatikan sembarang hk ∈ HK, dengan h ∈ H dan k ∈ K. Karena diketahui H ⊆ ⟨H ∪ K⟩ dan K ⊆ ⟨H ∪ K⟩, diperoleh h, k ∈ ⟨H ∪ K⟩. Jadi hk ∈ ⟨H ∪ K⟩, yang berarti HK ⊆ ⟨H ∪ K⟩.
(⇐). Diketahui HK = ⟨H ∪ K⟩. Sesuai dengan definisi, ⟨H ∪ K⟩ adalah subgrup. Jadi jelas bahwa HK adalah subgrup karena HK = ⟨H ∪ K⟩.
Komentar
Posting Komentar