Uji Hipotesis Terbaik Neyman-Pearson

1. Definisi Daerah Kritis Terbaik
Misal C ⊂ Ω, dimana C daerah kritis dan Ω ruang variabel random. Berikut ini definisi dari daerah kritis terbaik:
A. Daerah kritis terbaik diketahui tingkat signifikansi
Misal diketahui tingkat signifikansi dari suatu uji hipotesis adalah α, dituliskan
α = P[(x₁, x₂, ..., xₙ) ∈ C : H₀].
C merupakan daerah kritis terbaik jika dan hanya jika:
(∀A ⊂ Ω). P[(x₁, x₂, ..., xₙ) ∈ C : H₁] ≥ P[(x₁, x₂, ..., xₙ) ∈ A : H₁].
Dengan kata lain, daerah kritis terbaik (dari uji hipotesis yang diketahui tingkat signifikansinya) adalah yang memiliki kuasa uji terbesar.
B. Daerah kritis terbaik diketahui kuasa uji
Misal diketahui kuasa uji dari suatu uji hipotesis adalah 1 – β, dituliskan
1 – β = P[(x₁, x₂, ..., xₙ) ∈ C : H₁].
C merupakan daerah kritis terbaik jika dan hanya jika:
(∀A ⊂ Ω). P[(x₁, x₂, ..., xₙ) ∈ C : H₀] ≤ P[(x₁, x₂, ..., xₙ) ∈ A : H₀].
Dengan kata lain, daerah kritis terbaik (dari uji hipotesis yang diketahui kuasa ujinya) adalah yang memiliki tingkat signifikansi terkecil.

2. Teorema Neyman-Pearson
Misal X₁, X₂, ..., Xₙ sampel random dari VR X dengan FDP f(x) dan parameter θ; C ⊂ Ω, dimana C daerah kritis dan Ω ruang variabel random; dan diberikan informasi mengenai tingkat signifikansi atau kuasa uji.
Misal diformulasikan uji hipotesis sederhana:
H₀: θ = θ₀ vs H₁: θ = θ₁
maka C merupakan daerah kritis terbaik jika:
dengan L(θ) merupakan fungsi likelihood yang dirumuskan sebagai berikut:
L(θ) = Πf(xᵢ)
Catatan:
• Pernyataan a dan b ekivalen, sehingga cukup mengecek salahsatu saja (lebih sering hanya dicek pernyataan a saja).
• Teorema Neyman-Pearson ini hanya bisa digunakan untuk uji hipotesis sederhana (dimana H₀ dan H₁ keduanya sederhana). Adapun untuk uji hipotesis komposit (baik salahsatu atau dua-duanya dari H₀ dan H₁), tidak bisa menggunakan Neyman-Pearson.

Contoh Soal
1. Misal X₁, X₂, ..., Xₙ sampel random dari VR X~Exp(θ). Akan dilakukan uji hipotesis
H₀: θ = 2 vs H₁: θ = 4
1a. Tentukan daerah kritis terbaik jika 1 – β = 95% dan n = 48.
Kasus ini merupakan uji hipotesis sederhana, sehingga dapat digunakan uji hipotesis terbaik Neyman-Pearson.
Mula-mula, tentukan fungsi likelihood
bagi likelihood dari H₀ dengan likelihood dari H₁
karena bentuk ∑x masih dalam eksponen, tarik logaritma kedua ruas
pada akhirnya, diperoleh daerah kritis berikut:
Perhatikan fungsi pembangkit momen dari ∑x
dengan mengalikan ∑x dengan 2/θ, kita dapat membawanya kepada distribusi 𝜒²
jadi, pivotnya adalah
Ingat kembali 1 – β = 95%, gunakan informasi ini untuk menentukan daerah kritis
Selanjutnya tentukan C₀ yang merupakan titik kritis, untuk n = 48, 2n = 96.
Jadi, daerah kritisnya adalah
1b. Berdasarkan hasil (a), tentukan tingkat signifikansi
α = P[(x₁, x₂, ..., xₙ) ∈ C : H₀]
Jadi, tingkat signifikansinya adalah 0,0448%.

2. Misal X₁, X₂, ..., Xₙ sampel random dari VR X~N(6, ⅔θ + ⅓). Akan dilakukan uji hipotesis
H₀: θ = 3 vs H₁: θ = 5
2a. Tentukan daerah kritis terbaik untuk α = 5%, n = 15
Kasus ini merupakan uji hipotesis sederhana, sehingga dapat digunakan uji hipotesis terbaik Neyman-Pearson. Mula-mula, tentukan fungsi likelihood
bagi likelihood dari H₀ dengan likelihood dari H₁
karena bentuk ∑x masih dalam eksponen, tarik logaritma kedua ruas
pada akhirnya, diperoleh daerah kritis berikut:
Selanjutnya perhatikan
Misal Y = Z², berikut fungsi distribusi kumulatif dari Y:
turunkan terhadap Y:
distribusi dari Y adalah 𝜒²(1).
Selanjutnya akan dicari distribusi dari ∑Y
∑Y~𝜒²(n).
𝜒² = ∑Y = ∑Z² ini dipilih sebagai pivot. Jadi, pivotnya adalah
Ingat kembali α = 5%, n =15, gunakan informasi ini untuk menentukan daerah kritis
Jadi, daerah kritisnya adalah
2b. Jika dari sampel random diperoleh nilai data berikut, tentukan kesimpulan uji
Data : 3, 4, 7, 4, 7, 8, 6, 5, 9, 7, 6, 5, 7, 8, 4
Dari sampel diperoleh ∑(x – 6)² = ∑(x – x̄)² = 44 < 58,32351; ini berarti (x₁, x₂, ..., xₙ) ∉ C, sehingga H₀ tidak ditolak. Jadi, θ = 3.

3. Misal X₁, X₂, ..., Xₙ sampel random dari VR X~N(2μ, 4). Akan dilakukan uji hipotesis
H₀: μ = 4 vs H₁: μ = 2
3a. Tentukan daerah kritis terbaik untuk α = 5%, n = 64
bagi likelihood dari H₀ dengan likelihood dari H₁
pada akhirnya, diperoleh daerah kritis berikut:
tentukan pivot
tentukan titik kritis
jadi, daerah kritisnya adalah C = {(x₁, x₂, ..., xₙ): x̄ ≤ 7,588787}.
3b. Berdasarkan hasil (a), tentukan kuasa uji
1 – β = P[(x₁, x₂, ..., xₙ) ∈ C : H₁] = P[x̄ ≤ 7,588787: μ = 2] = P[4x̄ ≤ 30,35515: μ = 2]
= P[4x̄ – 8μ ≤ 30,35515 – 8μ : μ = 2] = P[Z ≤ 14,35515] ≈ 1.
Jadi, kuasa ujinya sangat mendekati 1.
3c. Jika dari sampel diperoleh mean 6,5; tentukan kesimpulan uji
Mean sampel 6,5; berarti x̄ = 6,5 < 7,589; yang mana (x₁, x₂, ..., xₙ) ∈ C sehingga H₀ ditolak.
Jadi, μ = 2.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uji Linearitas dan Keberartian Regresi

2024: Aritmatika Jilid XII

2025: ONMIPA (Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)